Warta

IPNU Harus di Garda Depan dalam Upaya Pelestarian Paham Aswaja

Selasa, 25 November 2008 | 23:06 WIB

Tegal, NU Online
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) harus menjadi ujung tombak dan berada di garda depan dalam upaya pelestarian paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Sebab, Aswaja yang merupakan paham Islam moderat itu kini menghadapi banyak tantangan yang tidak ringan.

Demikian dikatakan Zainut Tauhid Saadi, mantan ketua umum Pimpinan Pusat IPNU yang kini menjadi anggota Komisi VI DPR RI, kepada NU Online di sela-sela acara Deklarasi Alumni Pimpinan Cabang IPNU Kabupaten Tegal, di Hotel Kudus, Slawi, Jateng, beberapa waktu lalu.<>

Zainut mencontohkan munculnya banyak paham Islam yang baru di Tanah Air. Paham-paham baru tersebut tidak seluruhnya baik dan cocok untuk umat Islam di Indonesia, khususnya warga NU.

“Merebaknya aliran Islam yang beraneka ragam dan tidak jelas, membutuhkan penguatan dalam tubuh IPNU. IPNU harus siap siaga mengawal dan membentengi aliran sesat dan sesaat,” ungkap ketua umum PP IPNU periode 1988-1996 itu.

Dalam kesempatan tersebut, Zainut juga berharap agar IPNU dapat menjadi tempat yang nyaman bagi para pelajar Indonesia. IPNU juga harus mampu memahami kebutuhan pendidikan para pelajar dan remaja pada umumnya.

Ia mengeritik sistem pendidikan nasional. Menurutnya, sistem pendidikan di negeri ini selalu berganti seiring pergantian kepemimpinan nasional. “Setiap berganti pimpinan, ganti kebijakannya. Konsep link and match Wardiman Joyonegoro ternyata tidak ada tindak lanjut dan mentah di tengah jalan,” pungkasnya.

Kini sedang digencarkan kebijakan penggelembungan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan konsep vokasi sekolah. Begitu pun dengan kurikulum, selalu berganti. Padahal, pendidikan perlu mendasari kecerdasan agar tercipta kondisi pendidikan yang bermartabat.

“Lulusan sekolah kejuruan apalagi sekolah umum, terbukti tidak siap pakai. Ready for use (tenaga kerja siap pakai, red) isapan jempol belaka,” tandasnya. (was)