Surabaya, NU Online
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluluskan 70 santri titipan Departemen Agama (Depag) RI, Senin (18/6), untuk program pendidikan setahun di bidang teknologi informasi dan pengelasan.
"Program pendidikan setahun itu merupakan kerja sama ITS dengan Depag untuk meningkatkan keterampilan di lingkungan pondok pesantren," ujar Pembantu Rektor (PR) I ITS, Prof Ir Arief Djunaedi MSc PhD.
<>Menurut dia, kerjasama dengan Depag itu memang menjadi keinginan ITS untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kesenjangan penguasaan Iptek di masyarakat, terutama di lingkungan pondok pesantren.
"Dengan program praktis itu diharapkan lulusan pondok pesantren menjadi benar-benar siap terjun di masyarakat, karena 70 santri itu memang berasal dari pengurus pondok pesantren di Indonesia," tegasnya.
Ia menjelaskan ke-70 lulusan itu terdiri atas 46 santri dari bidang teknologi informasi yang ditempatkan di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS, dan 24 santri dari bidang pengelasan yang dididik di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ITS.
"Kami juga melakukan penerimaan calon mahasiswa baru ITS yang merupakan realisasi kerjasama Depag-ITS untuk tahun kedua. Kami memulai kerjasama pada tahun 2006 dengan 41Â santri yang dinyatakan lulus," paparnya.
Untuk tahun kedua (2007), katanya, ada 70 santri yang diterima dan diluluskan, sedang tahun 2007 juga menerima 60 calon mahasiswa untuk mengikuti matrikulasi guna menentukan diterima-tidaknya para santri itu menjadi mahasiswa ITS.
"Matrikulasi dilakukan untuk memberi wawasan dan pemahaman tentang pola belajar di perguruan tinggi, khususnya di ITS yang sangat berbeda dibanding pondok pesantren yang pesertanya homogen. Mereka memilih 11 jurusan dan empat fakultas," ucapnya.
Namun, katanya, ke-60 calon mahasiswa itu masih akan mengikuti berbagai tes berkaitan dengan standar yang harus dipenuhi untuk menjadi mahasiswa ITS, kemudian mereka akan dievaluasi untuk mengetahui siapa yang diterima untuk setahun ke depan.
Senada dengan itu, koordinator program kerjasama ITS-Depag, Prof Yafsir Ackhlus, mengatakan pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan peserta yang lolos dalam matrikulasi, juga baik dan berprestasi.
"Artinya, anak-anak lulusan dari pondok pesantren sesungguhnya tidak kalah bersaing jika sudah diterima di ITS," tuturnya. (ant/eko)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
2
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
3
Awal Ramadhan, Gus Baha Pilih Ikut Keputusan Pemerintah, Apresiasi Perbedaan
4
Anggaran Pendidikan Dipangkas, BEM PTNU DIY: Pemerintah Korbankan Hak Rakyat
5
Muncul Ajakan Cuti Bersama, Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Aksi Indonesia Gelap Hari Ini
6
Arab Saudi Berikan 100 Ton Kurma Ramadhan untuk Indonesia
Terkini
Lihat Semua