Warta

Kaum Muslim AS Bantu Korban Katrina

Kamis, 15 September 2005 | 03:08 WIB

Houston, AS, NU Online
Sejak pukul 04.00 setiap Ahad, Anwar Ali, konsultan komputer dari Dallas, memulai aktivitasnya membantu korban badai Katrina yang mengungsi di Houston. Dia edarkan gerobak pembawa makanan yang siap dibagikan kepada para pengungsi. Anwar juga senantiasa membantu para orang tua yang hendak berkeliling di lokasi pengungsian.

Dia adalah salah satu dari 2.000 relawan Muslim yang ikut membantu para korban badai Katrina. Para relawan ini berseragam kuning saat menjalankan aktivitas kemanusiaannya. Mereka terus membantu para korban tanpa pandang bulu, tanpa memandang latar belakang agama, juga tanpa mempedulikan anggapan masyarakat AS tentang Islam yang berkembang selama ini.

<>

''Di sini bisa disaksikan orang yang berbeda agama bisa bekerja bersama, membantu mereka yang kesusahan,'' ujar Anwar. Dia mengaku sangat terharu dengan kondisi tersebut. Anwar mulai bekerja menjadi relawan sejak awal pekan ini. Dia datang ke Houston sejak Sabtu (10/9) lalu dan meninggalkan sementara pekerjaannya.

Lewat program kepedulian terhadap korban Katrina ini, umat Islam dari seluruh Amerika Serikat (AS) benar-benar menampilkan wajah Islam yang diajarkan Rasulullah SAW. ''Tapi, kami sesungguhnya tidak membuktikan apa pun. Kami hanya sedang mengerjakan apa yang diajarkan agama kami,'' ujar Mahdi Bray, direktur eksekutif Masyarakat Muslim Amerika yang berkedudukan di Washington DC.

Dia meyakinkan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk membantu orang lain yang sedang memerlukan bantuan. Islam, kata dia, juga menekankan umatnya untuk tanggap terhadap kepedihan orang lain. Mahdi mengaku senang bisa menjalankan aktivitas kemanusiaan itu.

Setiap hari, para relawan Muslim itu menjalankan tugasnya selama satu shift dari empat shift yang tersedia. Sedangkan setiap shift lamanya enam jam. Mereka benar-benar merasa bahwa keyakinannya terhadap Islam itu tidak menghalanginya untuk tetap menjadi bagian dari warga AS.

Khusus untuk membantu para korban Katrina ini, umat Islam di AS membentuk satuan tugas yang dinamai Muslim Hurricane Relief Task Force. Hingga saat ini, satuan tugas tersebut telah berhasil mengumpulkan bantuan sebanyak 10 juta dolar AS atau setara dengan Rp 110 miliar dengan kurs satu dolar AS sama dengan Rp 11 ribu.

Secara terpisah, Council on American-Islamic Relations (CAIR) juga menggalang dana untuk para korban bencana tersebut. Ketua Pengurus CAIR, Parvez Ahmad, menjelaskan lembaganya telah berhasil mengumpulkan tiga juta dolar AS hingga empat juta dollar AS. Mereka masih terus bergiat menghimpun sumbangan untuk meringankan beban para korban.

Badai yang melanda sebagian wilayah AS itu telah merenggut ribuan nyawa. Presiden AS, Goerge W Bush, mendapat banyak ''serangan'' akibat musibah tersebut. Dia dianggap terlalu banyak memberikan perhatian pada invasi ke Irak, sehingga lupa dengan tugas-tugas tanggap darurat di dalam negeri. Akibatnya, saat musibah datang, pemerintah terlihat tidak memiliki langkah yang terarah untuk menghadapinya.

Bush pun habis-habisan menepis kecaman yang mengarah kepadanya. Dia mengutus Wakil Presiden Dick Cheney untuk menginventarisasi kerusakan yang ditimbulkan bencana tersebut. Namun, itu tidak serta-merta menghapus tudingan bahwa pemerintah Bush tidak sigap dalam menghadapi bencana yang mengancam warganya.

Langkah pemerintah yang terlihat kedodoran itu pun membuat Bush memanggil Kepala Badan Manajemen Darurat Federal, Michel Brown. Setelah dipanggil ke Gedung Putih, Brown pun langsung mengundurkan diri. ''Sebagaimana saya kemukakan kepada Presiden bahwa saya lebih baik mundur sekarang untuk menghindari kebingungan lebih jauh,'' tutur Brown. Dia kemudian digantikan David Paulison.

Berbagai polemik soal kinerja Bush itu tak mempengaruhi umat Islam di AS untuk terus menjalankan misi kemanusiaannya. Mahdi Bray kembali menjelaskan bahwa misi kemanusiaannya itu dijalankan bukan untuk mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat AS. Tugas kemanusiaan itu, menurut dia, semata-mata dijalankan untuk mematuhi ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. ''Tidak ada yang istimewa,'' tuturnya.

Dalam menjalankan misi kemanusiaan itu, para relawan Muslim juga bekerja sama dengan para relawan yang dikirim organisasi agama lain. Di lapangan, mereka terlihat bekerja sama dengan organisasi gereja Second Baptist Church. Untuk melancarkan misi tersebut, mereka membangun situs di internet yang beralamat di www.mhrtf.net. Lewat situs ini, masyarakat bisa menyalurkan donasinya untuk para korban bencana. Situs tersebut juga berisi foto-foto kegiatan juga informasi terbaru tentang kondisi para korban dan kegiatan kemanusiaan untuk mereka.

Selain lewat internet,