Warta

Kesetaraan Laki-laki-Perempuan Bisa Dimulai dari Pesantren

Sabtu, 18 Februari 2006 | 06:23 WIB

Jakarta, NU Online
Pesantren, selama ini tidak terlalu banyak dilibatkan dalam upaya membangun kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Padahal pesantren, sebagai salah satu lembaga pendidikan alternatif di Indonesia juga memiliki potensi besar untuk mengembangkan kesetaraan itu.

Demikian diungkapkan Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dr Ernanti dalam dalam diskusi yang diselenggarakan Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU DKI Jakarta, di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Sabtu (18/2).

<>

Dalam diskusi bertajuk “Membangun Kesetaraan Jender pada Institusi dan Praktisi Pesantren” itu, Ernanti mengungkapkan optimismenya bahwa pesantren dapat menjadi media untuk membangun kesetaraan laki-laki dan perempuan. “Kesetaraan bisa dimulai dari pesantren,” tandasnya.

Sekalipun di dalam pesantren masih banyak ditemui sikap yang cenderung merendahkan perempuan, namun Ernanti yakin bahwa pesantren dapat menjadi pelopor gerakan pemberdayaan perempuan. Hal itu menurutnya, bisa dilakukan dengan menciptakan pendidikan akan pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Tafsir atas teks suci agama (baca; al Quran) tentang hubungan laki-laki dan perempuan, menurut Ernanti, bisa digunakan untuk merubah pola pikir masyarakat, khususnya santri. Tafsir yang dimaksud, tentunya harus mampu memberikan dasar untuk kepentingan kesetaraan itu. “Tafsirnya tentu harus kontekstual dan tidak cenderung diskriminatif terhadap perempuan,” terangnya. (rif)