Warta

Ketua PWNU Papua: NKRI Sebuah Harga Mati.

Senin, 3 Oktober 2005 | 10:46 WIB

Papua, NU Online

Kehadiran NU sebagai kekuatan Islam terbesar di Papua akhirnya memiliki bobot politik tersendiri, apalagi NU memiliki pandangan sosial yang pluralistik dan sikap politik yang berorientasi kebangsaan, maka akhirnya banyak calon dalam pemilihan kepala daerah yang melirik kekuatan NU. Salah satunya adalah ketua PWNU Papua H. Waghfir Kosasih yang saat ini terpilih sebagai Wakil Bupati Kabuaten Keerom yang berasangan dengan Buati Celsius Watae, warga Asli Keerom.

<>

Dalam pemilihan yang memegang daerah padat penduduk transmigran di kawasan timur Jayapura itu  ia berhasil mengumpulkan suara dengan sempurna, sehingga bisa memperoleh kemenangan, meski tidak menggunakan uang, seperti kandidat lainnya. Menurut pengakuannya pada NU Online di di kediamannya di Jayaura, Wahgfir mau menerima tawaran Celcius     dengan sarat tetap menjaga kesatuan negara RI, karena sejak dulu menjaga keutuhan  NKRI merupaklan sikap dasar NU.

Dengan adanya kesamaan visi dengan calon bupatinya itu Waghfir bekerja keras untuk menang, demi menjaga keutuhan RI di wilayah yang berbatasan dengan Papua Nugini. menurutnya banyak di antara penduduk  yang ada di daerah kekuasaannya itu adalah aktivis Organisasi Papua Merdeka (OPM). Saat ini mereka sudah didekati dan diajak bekerja sama untuk membangun Papua.

Dengan tampilnya tokoh NU mendampingi tokoh asli Papua dalam mengatur daerah ini, diharapkan kerukunan antar etnis terjaga, sehinga pembangunan berjalan bisa  lancar, sehingga bisa menepis gerakan Papua merdeka. Hanya sayang menurut Waghfir pemerintah pusat dalam  hal ini Departemen Dalam Negeri kurang tanggap terhadap persoalan daerah frontier, sehingga mengabaikan pembanguanan daerah perbatasan yang semestinya mendapatkan prioritas.

Sesuai dengan peraturan organisasi yang melarang rangkap jabatan, maka pengurus NU yang aktif di eksekutif maupun legislative harus non aktiof, maka dalam waktu dekat Waghfir akan menyerahkan kepengurusan sehari-hari NU pada wakilnya H. Chafiduddin, pemimpin kharismatik yang sangat dekat dengan umat itu saat ini sedang gigih menata kembali asset NU termasuk lembaga pendidikan yang selama ini manajemennya tidak tersentral di PWNU bahkan sebagian menjadi milik pribadi, akan segera ditertibkan.

Dengan adanya kader NU yang terpilih menjadi bupati, memungkinkan kader NU yang lain untuk menggantinya di kepengurusan, sehingga proses promosi dan mobilitas kader dalam organisasi juga akan terjadi. Dengan adanya sistem politik yang relatif kompetitif ini warga NU Papua bisa ikut berkompetisi dalam bidang politik, tetapi tetap dalam visi NU, sehingga NU tidak akan terlantar dan tidak terabaikan. Demikian ungkaan Waghfir pada NU Online saat ditemui dikediamannya. (ltn)
Â