Jakarta, NU Online
Dalam menghadapi situasi sosial yang telah mengalami perubahan, NU juga harus melakukan perubahan orientasi dalam melakukan pelayanan kepada masyarakatnya. Jika tidak, maka keberadaan NU akan terasa asing. ”Saya kita NU tidak kekurangan tenaga untuk melaksanakan program tersebut,” tandas Wakil Rais Aam KH Tolhah Hasan di PBNU, Kamis (16/2).
Mantan rektor Unisma Malang tersebut menyatakan bahwa pada era berdirinya NU sampai tahun 1940-an, kehadiran NU sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat dalam memberikan penjelasan masalah ubudiyah atau cara beribadah dan masalah-masalah perilaku.
<>Pada era 1940 – 1970 –an, telah terjadi pergeseran orientasi dengan penekanan pada bidang pemikiran dan politik yang menjadi fokus perhatian NU. Selanjutnya pasca tahun 1970-an sampai sekarang ini permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah masalah moralitas dan kesejahtaraan.
Kehadiran NU belum banyak menyentuh masalah pelayanan publik dan lebih banyak pada wacana pemikiran. Berdasakan pengalamannya ke Aceh pada akhir tahun 2005 lalu untuk memberikan pengarahan pada para ulama dari berbagai dayah, ia tak banyak melihat peran para pengurus NU dalam memberikan pelayanannya pada masyarakat.
Saat ini posisi Indonesia menempati peringkat 120 dari 174 negara. Kondisi yang terbelakang ini disebabkan oleh masalah pendidikan, kesehatan maupun kesejahtaraan. Berbagai permasalahan seperti busung lapar, penyakit dan lainnya lainnya. ”Mereka sebagian besar adalah umat Islam dan jika kita berbicara tentang itu, tentu saja mayoritas mereka adalah warga nahdliyyin,” imbuhnya. (mkf)
Terpopuler
1
Innalillahi, H Tosari Widjaja Wafat dalam Usia 84 Tahun, Aktivis NU Sejak Muda
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
3
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
4
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
5
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
6
Perjuangan Tosari Widjaja, Bantu Penuh Pendirian PCINU Maroko
Terkini
Lihat Semua