Warta

Konflik Antar-Aliran Harus Diwaspadai

Kamis, 27 Desember 2007 | 06:06 WIB

Jakarta, NU Online
Maraknya sejumlah konflik bernuansa agama dan antar-aliran yang marak belakangan ini harus diwaspadai. Disinyalir kuat ada skenario tersembunyi untuk mengganggu stabilitas Islam secara global di balik sejumlah konflik tersebut.

Demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Hery Haryanto Azumi, kepada NU Online, di Jakarta, Rabu (26/12) kemarin.<>

Pernyataan tersebut ia kemukakan menyusul aksi penyerangan oleh sejumlah massa yang mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan Islam terhadap jamaah Ahmadiyah di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, aksi brutal terhadap kelompok lain yang mengatasnamakan agama, merupakan kemunduran bagi Islam di tengah upaya memperbaiki citra Islam yang saat ini dipandang kerap menggunakan cara kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Karena itu, katanya, PMII mengecam keras tindakan tersebut.

”Peristiwa itu merupakan sebuah kemunduran di tengah-tengah upaya kita semua untuk memperbaiki citra Islam yang sampai hari ini masih dicitrakan sebagai ‘kemarahan’, ‘kejumudan’, ‘keberingasan’ dan ‘terorisme’,” katanya.

Karena itu, agar citra Islam ke depan tidak semakin rusak, ia meminta kepada kelompok-kelompok yang selama ini kerap menggunakan cara kekerasan untuk menggunakan pendekatan-pendekatan lain yang lebih strategis dalam menyesaikan segala masalah yang dihadapi umat Islam di Indonesia.
 
Ia meminta kepada pemerintah agar segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku perusakan dan penyerangan terhadap Ahmadiyah. ”Pemerintah harus mampu melindungi keselamatan warganya dari berbagai ancaman ketidakadilan, kekerasan, dan diskriminasi. Pemerintah jangan sampai terkesan membiarkan, bahkan seolah-olah membenarkan tindak kekerasan ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masdar Farid Masudi mengecam keras aksi kekerasan kelompok tertentu terhadap sejumlah aset Jamaah Ahmadiyah. Penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah dinilainya sebagai tindakan yang melanggar hukum yang berlaku di Indonesia.

Ia meminta kepada aparat penegak hukum agar menindak tegas setiap pelaku kekerasan tersebut. ”Aksi pengrusakan atas milik orang lain, apalagi masjid, atas dalih apapun tak dapat dibenarkan,” katanya. (rif)