Warta

Kriteria Pemimpin Masa Depan Menurut Gus Dur, Seperti Apa?

Rabu, 6 Februari 2008 | 02:00 WIB

Bandung, NU Online
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membincang seperti apa sosok pemimpin masa depan bangsa yang ideal. Gus Dur mengatakan, ada beberapa syarat yang harus dimiliki, yaitu pemimpin harus memiliki ketulusan pengabdian, dedikasi yang tinggi dan pengalaman yang luas.

"Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam memilih seorang figur adalah tidak terlalu banyak kriteria, namun fokus pada figur yang tulus, berdedikasi tinggi dan punya pengalaman luas," kata Gus Dur kepada wartawan usai kunjungannya di Pesantren Al Falah II, Bandung, Selasa (5/2).<>

Sehari sebelumnya, Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu sangat yakin bahwa mayoritas warga Nahdlatul Ulama (NU) tetap mendukung partainya.

"Suara orang NU itu ke PKB," kata Gus Dur mantap usai mengukuhkan kepengurusan Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB di Jakarta, Senin.

Gus Dur mengemukakan hal itu ketika diminta komentarnya tentang pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi agar partai-partai tak hanya bisa mengklaim sebagai "partai orang NU", namun benar-benar memperjuangkan aspirasi warga NU.

Sumber Antara melaporkan, dua partai yang sama-sama merasa dilahirkan NU adalah PKB dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang saat NU memperingati hari lahirnya ke-82 berlomba-lomba meraih simpati warga NU baik melalui pemasangan spanduk, baliho, maupun iklan di media massa.

PKB merasa sebagai "anak kandung" NU karena dilahirkan oleh ormas Islam itu semasa Gus Dur menjabat ketua umum pada 1998. Sedangkan PPP lahir dari fusi empat partai Islam, di antaranya Partai NU, pada tahun 70-an.

Gus Dur sama sekali tidak gusar dengan peringatan Hasyim agar partai yang mengatasnamakan "partai NU" benar-benar menunjukkan "dharma bhaktinya" sehingga bisa memperoleh dukungan warga NU.

Sebab, Gus Dur mengaku telah berkeliling ke banyak tempat, termasuk ke daerah yang menjadi kantong NU, dan ia tahu dukungan pada PKB masih besar.

Sebelumnya, seperti diberitakan NU Online, pada puncak peringatan Hari Lahir ke-82 Nahdlatul Ulama (NU) di Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (3/2) lalu, Ketua Umum PBNU KH Hasyim mengingatkan kepada sejumlah partai politik (parpol) yang mengklaim memiliki basis massa pendukung warga NU.

"Kepada parpol-parpol yang berebut klaim, warga NU butuh amal kongkretnya, apakah amal saleh atau tidak. Jangan hanya mengklaim," ujar Hasyim. (dar)