Warta

KWI dan PGI datang ke PBNU Bahas Penutupan Gereja

Jumat, 26 Agustus 2005 | 07:16 WIB

Jakarta, NU Online
Sejumlah pengurus Konferensi Wali Gereja Indonesia dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia berkunjung ke PBNU pada Kamis malam untuk membicarakan masalah penutupan sejumlah gereja yang ada di Bandung.

Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Andreas A Yewangoe bersama dengan Kardinal Darmaatmadja dari KWI bersama rombongan ditemui oleh KH Hasyim Muzadi bersama sejumlah pengurus PBNU.

<>

Menurut informasi yang mereka sampaikan pada ketua umum PBNU, hanya terdapat tiga gereja yang ditututp, jadi tidak sebanyak yang diberitakan koran selama ini. Pihak gereja mengakui gereja tersebut memang belum mendapat rekomendasi dari tetangga.

Mereka mempersoalan yang menutup kok bukan tetangga yang tidak setuju itu, kok malah fihak lainnya. Kedua, apa haknya seorang yang diluar petugas melakukan tindakan hukum.

“PBNU meminta supaya masyarakat jangan bermain hakim sendiri, ditutup atau tidak itu haknya aparat. Saya bersedia untuk menemui kapolri untuk kepentingan itu, tapi bukan masalah agama atau tidak agama, tetapi penegakan hukum ini oleh siapa. Juga tidak bagus ada kelompok tertentu yang secara berkeliling nutupi gereja itu,” tegasnya.

Sementara itu untuk kepentingan umat Islam sendiri, tindakan main hakim sendiri tersebut juga dinilai sebagai strategi yang salah dalam mengatasi masalah misionaris yang dilakukan oleh agama lain.

“Mestinya, misi-misi itu harus diimbangi dengan dakwah, jadi jangan misi semata-mata diimbangi dengan kemarahan, tetapi bagaimana musholla dan masjid berani bersaing secara fair. Gereja juga harus sadar bahwa rekomendasi dari tetangga penting sesuai ketentuan SKB,” imbuhnya.

Ditegaskannya bahwa semua hal tersebut harus dikembalikan pada proporsinya agar tidak menimbulkan konflik dalam lingkungan masyarakat. Jika sebuah agama didekati dengan cara kekerasan, maka akan menimbulkan fanatisme. Ini berlakuk dalam semua agama, baik Islam maupun Kristen.(mkf)