Warta

LPKNU Gelar Workshop Penanganan Bencana

Sabtu, 3 September 2005 | 05:48 WIB

Jakarta, NU Online
Kerawanan Indonesia sebagai daerah bencana yang seringkali menimbulkan korban banyak akibat penanganan yang salah membuat Lembaga Pelayanan Kesehatan NU (LPKNU) berinisifatif untuk menggelar workshop penanggulangan dan penanganan bencana (disaster management).

Acara ini akan diselenggarakan pada 5-6 September di Bogor bekerjasama dengan Badan Koordinasi Nasional Bencana dan Pengungsi serta Australia-Indonesia Partnership for Reconstruction & Development (AIPRD).

<>

Pengurus LPKNU dr Wan Nedra mengungkapkan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah potensi bencana harus mempunyai daya tanggap untuk mengantisipasi bencana tersebut, baik sebelum, pada saat maupun setelah bencana terjadi.

“makanya dalam workshop ini kami ingin memberikan pengetahuan dalam manajemen penanganan bencana yang mencakup cara merespon, sistem peringatan dini dan penanganan mitigasi secara efektif,” tandasnya (2/9).

Mereka yang akan dilibatkan dalam workshop ini adalah jaringan yang dimiliki NU yang meliputi LPKNU lokal, PWNU, Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) sampai dengan pesantren serta melibatkan bakornas penanggulangan bencana dan pengungsi dengan total jumlah peserta 61 orang. Lembaga-lembaga ini secara langsung hidup dan berkembang dalam lingkungan masyarakat.

“Lembaga seperti pesantren memiliki eksistensi dan keterikatan yang kuat dengan masyarakat sehingga dapat berperan sebagai lembaga pengembangan masyarakat, termasuk dalam penanganan bencana terutama di daerah pedesaan,” imbuhnya.

Dalam kasus tsunami di Aceh, pesantren atau dayah yang tidak terkena bencana digunakan sebagai tempat pengungsian oleh masyarakat. Mereka tak merasa asing dalam lingkungan pesantren karena sudah menjadi bagian dari hidupnya sehari-hari.

Penanganan bencana merupakan pekerjaan yang tak dapat dilakukan secara individual. Harus ada kerjasama dengan berbagai fihak yang berkaitan. Nantinya juga akan dibangun kemitraan strategis dengan lembaga yang berwenang terhadap penanganan bencana di level masing-masing seperti satkorlak atau satlak serta fihak swasta.

Para narasumber yang akan berbicara dalam forum tersebut adalah mereka yang telah banyak pengalaman dalam penanganan bencana seperti tsunami di Aceh, banjir di Jakarta, kebakaran hutan di Kalbar sampai dengan gunung berapi di Jogja.

Keterlibatan NU dalam penanganan bencana di berbagai daerah cukup besar. Di Aceh, NU sejak awal bencana sudah turun mulai mengadakan evaluasi, bahkan terus berlanjut dalam program jangka panjang berupa pemberian beasiswa kepada 1000 santri sampai mereka lulus SMA, termasuk membangun pesantren senilai lebih dari 1 Milyar.

Dalam bencana banjir atau kebakaran yang sering terjadi di Jakarta, LPKNU juga cepat turun tangan membantu korban. Terakhir lembaga ini mendirikan posko kesehatan untuk korban kebakaran di Penjaringan Jakarta Agustus lalu.(mkf)