Warta PENENTUAN AWAL RAMADHAN

Menag: Ikutlah Ulul Amri

Selasa, 11 September 2007 | 00:17 WIB

Jakarta, NU Online
Menteri Agama (Menag) M Maftuh Basyuni berharap semua organisasi Islam di tanah air bersatu dalam menentuakan awal bulan Ramadhan 1428 H.

"Mestinya umat Islam dapat bersatu, karena pegangannya sama yaitu Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW," kata Maftuh dalam satu dialog di Jakarta, Senin (10/9).

<>

Di negara tetangga, penentuan awal Ramadhan mengikuti pemerintah. Demikian juga di Mesir, mengikuti keputusan pemerintah. Namun beberapa ormas Islam setempat dilibatkan sebelum keputusan diambil melalui sidang isbat.

Di Timur Tengah bahkan tak satu pun ormas Islam mengumumkan penentuan awal Ramadhan sebelum sidang Isbat dilakukan. Berbeda dengan di tanah air, jauh hari sudah memberi tahu bahwa awal Ramadhan dan 1 Syawal menurut versi mereka. Menurut Menteri, latar belakang penentuan awal Ramadhan di negara lain dengan di Indonesia berbeda.

Ketika Indonesia masih dibawah penjajahan, masing-masing ormas Islam melakukan penentuan sendiri. Ahli hisab melakukan perhitungan sendiri. Demikian juga ahli rukyat.

Kedua kelompok ahli tersebut, menurut dia, sebetulnya bisa disatukan. Namun kenyataannya, ketika bertemu susah untuk disatukan pendapatnya. Padahal jelas, Quran dan hadits sebagai referensi yang paling kuat. "Ikutlah kepada ulil amri (pemerintah)," ujarnya.

Terkait dengan penentuan awal Ramadhana ini, kata Maftuh, ia akan berusaha sekuat tenaga agar umat Islam di tanah air memperoleh pemahaman yang sama. Caranya, ia akan menempatkan lima teropong untuk melihat hilal bersamaan dengan sidang isbath di Depag, Selasa (11/9). Seluruh ormas Islam akan diundang. Dan, seperti tahun-tahun sebelumnya, pada dubes negara Islam pun akan diundang, katanya.

Cara melihat hilal ini akan disiarkan secara langsung oleh sebuah stasiun televisi swasta, sehingga publik dapat mengetahui secara jelas. Harapannya, umat Islam bisa memiliki satu persepsi dalam menentapkan awal Ramadhan.

Namun ia tak menyebut dimana saja teropong itu ditempatkan. Yang jelas, satu di antaranya di Lembang, Bandung. Ketika ditanya sejauh mana pendekatan para ulama dalam menentukan awal Ramadhan, Manftuh mengaku sudah berkunjung ke berbagai pondok pesantren dan berbicara dengan para pengasuhnya.

"Ternyata, mempersatukan itu tak sulit. Yang sulit adalah menyatukan kepercayaan kepada pemerintah. Kalau saja mereka percaya kepada pemerintah, tentu ormas Islam akan ikut. Demikian pula dalam menentukan awal Ramadhan dan 1 Syawal 1428 H," ujar Maftuh.(ant/nam)