Warta TOLERANSI

Merajut Kebhinekaan, Membangun Indonesia Mutamaddin

Selasa, 4 Januari 2011 | 09:49 WIB

Jakarta, NU Online
Refleksi Awal Tahun dan Haul Gus Dur yang diselenggarakan PBNU dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Selasa, 4 Januari 2011. KH Gafar Rahman, Romo Frans Magnis Suseno, dan Pdt. Gomar Gultom hadir sebagai narasumber.

Refleksi ini mengambil tema, "Merajut Kebhinekaan, Membangun Indonesia Mutamaddin". Tampil sebagai keynote speaker, Kang Said berpesan agar semua elemen bangsa ini saling menghargai dan membangun kembali toleransi (tasamuh) yang akhir ini mulai memudar.<>

"Fenomena intoleransi yang muncul tidak hanya dari Muslim ke non Muslim saja, namun juga sebaliknya. Di Swiss, Muslim tidak boleh bangun menara. Di Perancis, Muslim tidak boleh berjilbab, dal lain sebagainya," papar pria yang akrab disapa Kang Said ini.

Intoleransi ini, menurut Kang Said, terjadi karena persoalan kemiskinan dan minimnya kualitas pendidikan. Agama bukan faktor utama terjadinya intoleransi.

"Islam sangat melindungi non Muslim dan itu bisa dibaca dalam al Quran. Contoh, ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, saat itu sedang ramai isu bahwa Isa atau (Yesus) adalah hasil perzinahan Maryam dengan Yusuf an Najjar. Saat itu Rasulullah gelisah, lalu turunlah surat Maryam yang menjelaskan atau merehabilitasi hal itu," jelas Kang Said.

"Hal-hal tentang non Muslim banyak terrekam dalam al Quran. Dalam al Quran ada surat Maryam, tapi di Injil tidak ada surat Khadijah," ujar Kang Said sambil bergurau. (bil)