Warta

NU Prakarsai Pembentukan Forum Persahabatan Ormas Islam

Sabtu, 22 Oktober 2011 | 00:12 WIB

Jakarta, NU Online
Sebanyak 14 orang perwakilan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) berbasis massa Islam, Jum'at, 21 Oktober 2011 malam menggelar pertemuan di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat. Mereka sepakat merapatkan barisan, mengkampanyekan Islam sebagai agama pembaswa rahmat.

Kampanye itu sendiri ditandai dengan deklarasi Forum Persahabatan Ormas Islam, setelah sebelumnya di antara Ormas terjalin hubungan persahabatan tanpa wadah jelas. Ke-14 Ormas itu adalah NU sebagai tuan rumah, Muhammadiyah, Al Irsyad Al Islamiyah, Persis,  Ittihadiyah, serta Matlaul Anwar. Hadir pula perwakilan Ormas Arrobitoh Al Alawiyah, Syarikat Islam Indonesia, Perti, Ikadi, Azzikra, PITI, Dewan Dakwah Islam Indonesia, dan Himpunan Bina Muallaf.
<>
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj menjelaskan, forum ini dihadirkan untuk memperkuat posisi Islam di Indonesia. Forum ini diharapkan bisa menjadi jembatan dalam mengelimir perbedaan yang kerap muncul di tengah umat Islam. Forum yang sama juga diharapkan menjadi wadah untuk meredam radikalisme agama yang kian menyudutkan islam sebagai agama pendukung aksi terorisme.

"Forum ini pada intinya untuk mempersatukan umat Islam agar tidak terpecah belah. Kalaupun masih ada perbedaan-perbedaan, itu hanya hal kecil saja seperti masalah khilafiyah.  Hal seperti itu biarkan saja, karena di situlah indahnya perbedaan, meski kita tetap  harus tetap bersatu," kata Kiai Said.

Pembentukan forum ini juga sebagai tindak lanjut dari pertemuan ke-14 Ormas Islam dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 Juni 2011 lalu. Kiai Said menegaskan, sejak awal pertemuan ini digagas tidak bertujuan untuk melibatkan Ormas Islam pada kegiatan politik praktis. "Sama sekali tidak ada keinginan melibatkan Ormas dalam politik praktis. Kami ingin menjaga ukhuwah di antara Ormas keagamaan yang ada di Indonesia," tegasnya.

Disinggung mengenai pembentukan forum ini sebagai tindak lanjut kembali terulangnya aski terorisme di Indonesia, Kiai Said tak menampik. Implikasi dari aksi teror di gereja itu diakui membuat citra Islam kembali terpuruk, dengan embel-embel sebagai agama yang mengedepankan kekerasan.

"Saat ini kabarnya masih banyak kelompok teror itu yang berkeliaran. Untuk itu perlu adanya upaya antisipasi dan penyadaran dari kita semua terhadap mereka yang sampai kini masih terlibat dalam kelompok-kelompok teror tersebut. Melalui forum ini, kita juga harus bisa menunjukkan bahwa Islam itu adalah agama anti kekerasan. Islam adalah agama yang ingin mewujudkan nilai-nilai kemanusian yang luhur," tandas Kang Said, demikian Kiai Said masyhur disapa.

Lebih jauh doktor tasawuf lulusan Universitas Ummul Qura Mekkah ini juga berharap, hadirnya forum ini bisa mengambil peran untuk turut serta menjaga keutuhan Indonesia dalam kerangka NKRI. Selain itu lagi, tambahnya, forum ini semoga bisa memainkan peran yang lebih maksimal dalam memperjuang agama dan menjaga keutuhan tanah air.

Pendapat yang sama disampaikan oleh Ketua Ittihadiyah, Nazri Aldani Dia menyambut baik adanya gagasan forum ini. "Forum ini bisa menjadi cikal bakal untuk mempersatukan umat dan saling bersinergi untuk menghadapi musuh-musuh Islam," ungkapnya.

Nazri juga berharap forum ini sebaiknya juga bisa berperan sebagai wadah untuk saling bertukar pengetahuan dalam membina umat. Dia mengatakan, selama ini umat Islam masih banyak terjebak pada kebodohan dan kemiskinan. Hal ini menjadi salah satu penyebab yang membuat banyaknya umat Islam yang terlibat pada aksi kelompok teror.

"Kami sangat berharap forum ini bisa benar-benar memikirkan masalah umat yang sampai kini masih tertinggal. Soal perbedaan khilafiyah itu biarkan salah mengalir," tuntas Nazri.

 

Redaktur      : Emha Nabil Haroen

Kontributor  : Samsul Hadi