Warta

Pasuruan Berduka, KH Nu'man Hamid Meninggal Dunia

Senin, 29 Agustus 2005 | 04:49 WIB

Pasuruan, NU Online
Satu lagi seorang ulama telah meninggal dunia. Setelah sebelumnya beberapa waktu lalu masyarakat Kalimantan Selatan berduka dengan wafatnya Tuan Guru Sekumpul, kini masyarakat kota Pasuruan bersedih karena telah wafatnya salah satu Kyai karismatik, yakni KH. Nu’man Hamid pada Sabtu malam kemarin (27/8).

KH Nu’man yang tidak lain adalah putra pertama pengasuh Ponpes Salafiyah KH Abdul Hamid, meninggal dunia setelah bertahun-tahun mengalami pengalami penyakit jantung. “Meski demikian, beliau tetap berusaha terlihat sehat. Sehingga tidak terlihatjika sebenarnya beliau sakit,” ungkap M. Arief salah satu anak angkat KH. Nu’man

<>

Menurut dia, baru sekitar satu bulan terakhir ini kondisi putra pertama KH Abdul Hamid tersebut terlihat semakin menurun. Penyakit jantung yang dideritanya terus memberatkan hidupnya. Melihat keadaan KH Nu’man tak kunjung membaik, pihak keluarga membawanya ke Rumah Sakit Islam Surabaya.

Upaya itu dilakukan pihak keluarga pada Sabtu (27/8) sekitar pukul 16.00 kemarin. Sesampainya di rumah sakit, almarhum langsung mendapat perawatan intensif. Namun sayang, baru beberapa saat tiba di rumah sakit dan mendapatkan perawatan, hidup bapak satu orang putra ini tidak dapat diselamatkan. Almarhum meninggal tepat pukul 18.15.

"Spontan, kabar meninggalnya ulama kharismatik ini langsung menyebar di Kota Pasuruan. Satu per satu para pentakziah langsung mendatangi kediaman KH Nu’man yang berada di Jl Kiai Abdul Khamid (Jl Jawa, Red) Kota Pasuruan.

Suasana duka tidak hanya menyelimuti keluarga almarhum semata. Masyarakat Pasuruan pun merasakan kepedihan mendalam atas wafatnya KH Nu’man. Almarhum dikenal di kalangan masyarakat sebagai salah satu ulama yang mempunyai kesabaran tinggi. Meski dalam keadaan sakit, dirinya tetap berusaha memberikan ceramah-ceramah keagamaan.

Selain itu, KH Nu’man juga dikenal sebagai kiai yang menyatu dengan masyarakat. "Kami sangat kehilangan sosok ulama seperti beliau," ungkap salah satu pelayat. Demikian juga di kalangan pemerintahan yang merasakan kehilangan salah satu putra terbaik daerah.

Pada pemakaman kemarin, beberapa pejabat Kota maupun Kabupaten Pasuruan tampak hadir memberikan penghormatan terakhir. Bahkan Menteri Pemberdayaan Masyarakat Tertinggal, Saifullah Yusuf juga ikut mengantarkan KH Nu’man ke pemakaman.

Bupati Pasuruan Jusbakir Aldjufri mempunyai kenangan tersendiri dengan KH Nu’man. Almarhum adalah salah satu teman sekelasnya. Sehingga dirinya teramat kehilangan seorang sosok teman sekaligus ulama’.

"KH Nu’man teman saya ketika di madrasah NU Bangilan. Banyak sekali kenangan-kenangan yang kami miliki. Bahkan sampai sekarang saya masih ingat. Kami sangat merasa kehilangan sosok teman sekaligus kiai seperti KH Nu’man," ungkap Jusbakir dalam sambutannya.

Akhirnya, sekitar pukul 12.00, jenazah KH Nu’man dimakamkan dengan diantar puluhan ribu pelayat. KH Nu’man dimakamkan di komplek pemakaman keluarga yang terletak dibelakang masjid tersebut.(jp/Die)