Warta

PBNU Adakan Silaturrahmi dengan Anggota DPR asal NU

Selasa, 27 September 2005 | 04:49 WIB

Jakarta, NU Online
Komunikasi antara PBNU dengan seluruh berbagai lapisan masyarakat terus dilakukan, termasuk dengan para anggota DPR dan DPR yang memiliki latar belakang warga NU. Hadir sekitar 50 orang dari berbagai partai politik di Gd. PBNU pada Senin malam (26/9).

Ketua PBNU H. Ahmad Bagdja menjelaskan bahwa komunikasi tersebut penting agar semua fihak dapat memberikan kontribusi dalam membangun NU, termasuk dari sektor politik. “Aspirasi atau perjuangan melalui kekuatan politik tetap dianggap penting, atau diperlukannya sayap politik dalam rangka memperjuangkan NU dan masyarakat,” tandasnya dalam pengantar pertemuan.

<>

Dijelaskan oleh Bagdja bahwa PBNU juga ingin mendengarkan banyak masukan dari para anggota dewan seperti pelaksanaan MoU dengan GAM, kebijakan pemerintah yang akan menaikkan BBM dan lainnya. “Agar NU tidak tertinggal atau bisa memberikan kontribusi dalam pembikinan UU sehingga nilai-nilai keagamaan atau perspektif fikihnya dapat dituangkan dalam pembikinan UU,” paparnya.

Tegaskan tak Tak Ikut Politik Praktis

Sementara itu KH Hasyim Muzadi menegaskan bahwa PBNU setelah muktamar ke 31 NU di Boyolali menegaskan untuk tidak lagi ikut politik praktis kepartaian dan lebih berkonsentrasi untuk mengurusi politik keumatan. Ketika semua bermuara pada politik keislaman, semua menjadi bagian dari perjuangan NU.

“Misalnya soal rancangan UU kesehatan, UU pendidikan yang ada pengaruh ke ummat, komunikasi tak boleh putus. Ini yang menyangkut masalah keislaman. Kita dengan ada UU yang mau memperbolehkan aborsi, ada UU yang anti pornografi. Sangat tidak benar jika NU tidak turut berperan,” tegasnya.

Selanjutnya Hasyim mengharap ada koordinasi yang lebih baik termasuk perwakilan dari sector permasalahan, yaitu komisi DPR. Dengan demikian di PBNU ada informasi dini dari masalah yang digali. “Siapa tahu kalau ada yang bertentangan dengan syariat atau ada hal perlu diajukan, atau ada peluang pendidikan yang bisa diambil,” tegasnya.

Ditegaskannya NU harus kondusif untuk mengakses ke jurusan manapun. Bukan berarti NU tak memiliki pendirian, tetapi NU harus bisa bicara dengan fihak manapun untuk perjuangan ummat. “Jadi masalah positioning sekarang sedang ditata begitu rupa sehingga statemen-statemen yang keluar dari NU harus bersikap substansial,” imbuhnya.

Dalam acara yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut, hadir para politisi senior seperti Slamet Effendy Yusuf (Golkar), Endin AJ Soefihara (PPP), Ali Masykur Musa (PKB), Hasib Wahab (PDIP), KH Sofyan Yahya (DPD) dan lainnya.(mkf)