Warta

PBNU Bagikan 10.000 Paket Rangsel

Rabu, 15 Februari 2006 | 12:40 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagai upaya untuk membantu pendidikan masyarakat, PBNU dan Muhammadiyah bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia memberi bantuan rangsel berisi buku, peta dan perlengkapan sekolah kepada 20.000 pelajar SMP dalam Program Paket Pendidikan bagi Masa Depan Bersama.

PBNU sendiri mendistribusikan sejumlah 10.000 tas ke berbagai sekolah, pesantren maupun melalui LP Maarif yang akan dipusatkan di Jakarta dan Surabaya. Mereka yang mendapat prioritas adalah siswa yang memiliki prestasi dan siswa kurang mampu.

<>

Penyerahan simbolis dilakukan di rumah dinas duta besar Amerika di Jakarta kepada 50 pelajar SMP dari NU dan Muhammadiyah Rabu siang. Hadir juga dalam acara tersebut sejumlah pengurus PBNU seperti HM Rozy Munir, Endang Turmudi, Syaiful Bahri Anshori dan lainnya. Sedangkan dari Muhammadiyah tampak Yahya Muhaimin, Abdul Mu’ti dan sejumlah pengurus lainnya.

Sementara itu sekolah NU diwakili oleh siswa dari Ponpes Assidiqiyah Jakarta dan Yapink Bekasi. Sebagai hiburan dalam acara tersebut, juga ditampilkan Tim Rebana Marawis dari Yapink dan Tari Saman dari SMAM 3 Jakarta.

Dalam pidatonya dihadapan duta besar Amerika dan tamu undangan lainnya Ketua PBNU HM Rozy Munir menjelaskan bahwa NU dalam menjaga jamiyah dan jamaahnya tetap bersikap moderat, berpijak pada prinsip tawasuth dan menghindari segala bentuk pendekatan ekstrim atau kekerasan, mempertahankan sikap tasamuh atau toleran dengan menghargai perbedaan pandangan dan kemajemukan identitas masyarakat.

Prinsip lainnya yang dipegang oleh NU adalah tawazun atau keseimbangan dalam berkhidmad demi terciptanya keserasian hubungan antara sesama umat manusia dan antara manusia dengan Allah SWT.

Dalam mengembangkan SDM-nya, NU tidak berjalan sendiri, tetapi melakukan kemitraan dengan institusi pendidikan. Saat ini NU telah mengirimkan kader-kadernya baik ke negara di Timur Tengah maupun di Barat untuk menimba ilmu pengetahuan keagamaan maupun teknologi dalam era modernisasi.

”Tentunya kerjasama ini merupakan langkah awal dari rangkaian kemitraan peduli pendidikan. Memang jumlah tas yang dibutuhkan jauh melebihi jumlah yang tersedia. Semoga persahabatan kita akan lebih baik lagi di masa mendatang berdasarkan prinsip persahabatan, kemanusiaan, dan keikhlasan serta jauh dari nuansa politik dalam bentuk apapun,’ tutur Rozy Munir.(mkf)