Warta

PBNU Kecam Rencana Kenaikan BBM

Selasa, 20 September 2005 | 10:41 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Hasyim Muzadi mengecam rencana pemerintah akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal Oktober 2005 karena terasa membebani.
   
"Kita kasian pada umat ini, sebenarnya sikap NU tempo hari sudah memberikan saran, yang dicabut subsidinya itu orang yang mempunyai kendaraan pribadi dan kelompok menengah keatas. Sedangkan untuk masyarakat bawah jangan dulu di cabut," katanya usai penandatanganan MoU antara PBNU dengan Pro-XL di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (20/9).

Ditanyakan bagaimana caranya ? mantan cawapres PDIP ini mengatakan, subidi itu diberikan kepada kendaraan penumpang umum atau kendaraan sepeda motor untuk mahasiswa atau pelajar. "Nah segmen ini perlu tetap disubsisdi dengan cara penggunaan model mesin ATM. Misalnya sekarang orang punya satu bus, bus ini satu hari butuh berapa liter. Dia menggunakan kartu itu untuk mengambil jatahnya dan itu bisa dibuat dimasing-masing pom bensin," katanya.

<>

Hasyim juga menyadari bahwa tidak mungkin BBM tidak naik tetapi bagaimana caranya menaikan. Ini yang paling pokok. "Nah kalau nanti mahasiswa dihantam sampai tidak bisa kuliah karena tidak bisa bayar ongkos naik bus sementara supir angkot tidak bisa dapat penumpang karena orang tidak kuat bayar, ini bisa gawat ?," tukasnya.

Karena itu, lanjut Hasyim pemerintah diminta jangan terburu-buru menaikkan harga BBM karena berdampak sangat luas pada kehidupan rakyat secara menyeluruh. Ia mengatakan, bila awal Oktober harga BBM naik lagi, maka dapat dipastikan harga kebutuhan pokok lainnya akan naik, jasa transportasi pun bakal naik, sedangkan tingkat kehidupan rakyat belum membaik.
   
Seharusnya, menurut pengasuh pondok pesantren mahasiswa (Pesma) Al-Hikam malang, pemerintah bisa memikirkan kepentingan sebagian besar rakyat, terutama rakyat miskin. (cih)