Warta

PBNU: Relawan untuk Palestina Sebaiknya Pelajari Masalah Terlebih Dahulu

Senin, 5 Januari 2009 | 22:03 WIB

Jakarta, NU Online
Beberapa kelompok masyarakat yang berniat menjadi relawan dan akan berangkat ke Jalur Gaza untuk membantu warga Palestina, sebaiknya dapat mempelajari dan memahami masalah terlebih dahulu.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan hal itu kepada wartawan di kantornya, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (5/1) kemarin.<>

Menurut Hasyim, niat membantu pejuang Palestina melawan serangan militer Israel merupakan tindakan yang patut dipuji. Namun, secara praktis, harus dipikirkan dengan baik agar tidak malah menjadi masalah baru di sana.

“Konflik Palestina dengan Israel, tidak sesederhana yang kita bayangkan. Itu adalah konflik antar-rakyat Palestina, konflik Palestina dengan Israel, juga konflik Palestina dengan (beberapa) negara Arab,” terangnya.

Ia menjelaskan, baik gerilyawan Hamas di Palestina maupun pasukan militer Israel merupakan satuan yang terlatih. Pejuang Hamas yang militan sudah pasti sangat memahami peta konflik yang terjadi. Demikian pula dengan tentara Israel.

“Hamas itu sangat militan dan terlatih. Dibanding kita (masyarakat Indonesia) yang di sini, jauh. Jangan sampai (kelompok masyarakat) yang berangkat ke sana (Palestina), belum tiba di lokasi sudah lelah,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tetap mempertimbangkan faktor keselamatan sebelum berangkat ke Jalur Gaza untuk membantu warga Palestina yang diserang pasukan Israel.

"Kebijakan pemerintah, adalah bagaimana bantuan kemanusiaan bisa sampai dan langkah diplomasi kita kena. Gencatan senjata itu yang terbaik. Keselamatan warga Indonesia juga penting," kata Presiden saat jumpa pers usai bertemu Dubes Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, di Kantor Presiden Jakarta.

Dalam kasus warga Palestina di Gaza, Pemerintah memutuskan kebijakan untuk bisa berkontribusi memberikan bantuan dengan tetap menjaga keselamatan warganya. "Tujuan kita membantu, mewujudkan solidaritas dengan cara-cara yang tepat. Jadi, pilihlah cara-cara yang bisa menjadi bagian dari solusi dan bukan menjadi masalah," kata Presiden.

Menurut Presiden, pengalaman beberapa kejadian seperti ini pernah terjadi, ketika ada beberapa warga masyarakat yang berangkat ke suatu negara konflik justru membuat tambahan tugas bagi pemerintah untuk melindunginya. (rif)