Ternyata masa pemulangan jamaah haji Indonesia hingga Sabtu (4/12) yang sudah memasuki hingga hari ke-14, dua pekan ini , persoalan keterlambatan pemulangan atau delay belum juga teratasi. Penerbangan ke Tanah Air, baik Garuda Indonesia (GIA) maupun Saudi Arabian Airlines (SAA) masih diwarnai dengan penundaan dari jadwal.
Kasus molornya pemulangan ini adalah catatan terburuk dalam sejarah penerbangan haji Indonesia. Dari catatan Daker Jeddah hingga masa pemulangan Jumat (3/12), penerbangan yang tepat waktu (on time) hanya mencapai delapan flight, penerbangan.
;
Rinciannya tujuh penerbangan dari Saudi Arabian Airlines dan satu penerbangan Garuda. Saudi Arabian juga mencatat ada dua penerbangannya yang lebih cepat dari jadwal. Hingga hari ini, pemulangan ke Tanah Air sudah mencapai lebih dari 190 penerbangan.
Belum beresnya masalah delay ini membuat pekerjaan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menjadi semakin berat. Meski soal pemulangan menjadi tanggung jawab maskapai, namun dampak delay tersebut membuat PPIH harus memberikan pemahaman kepada jamaah.
Selain itu, PPIH disibukkan dengan mengatur ulang jadwal penggeseran jamaah dari Mekkah ke Jeddah maupun dari hotel transit Jeddah ke Bandara King Abdul Azis.
Kepala Daker Jeddah Ahda Barori mengatakan, lamanya delay ini juga menjadi perhatian serius Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali. Atas permintaan Menag sekaligus amirulhal, PPIH pun telah meminta penjelasan langsung dari Garuda Indonesia terkait banyaknya delay tersebut.
Surat penjelasan ke Menag telah dikirimkan PPIH melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Jumat (3/12) lalu. "Penjelasan dari Garuda itulah yang kita sampaikan,"ujar Ahda.
Dalam penjelasannya, Garuda antara lain berdalih keterlambatan tidak bisa terelakkan lantaran keterbatasan fasilitas di King Abdul Azis. Keterbatasan itu antara lain, saat ini pintu (gate) di King Abdul Azis hanya 14 buah.
Sementara seluruh penerbangan haji tahun ini mencapai 2.700 flights dengan rata-rata per harinya mencapai 180 flights. Pada kondisi tersebut, Garuda hanya mendapatkan layanan satu gate, sementara penerbangan yang harus dijalani mencapai 303 flights dan mengangkut 119.000 jamaah.
Kendala lain adalah tempat parkir pesawat (apron A, C, West Apron dn North Terminal) belum menampung seluruh pesawat. Garuda juga beralasan keengganan petugas keamanan bandara memeriksa secara manual jika ditemukan benda logam pada jamaah juga menambah kelambanan proses di bandara.
Garuda juga beranggapan manajemen pengelolaan terminal haji yang diserahkan ke pihak ketiga juga berpengaruh membuat pelayanan menjadi lamban. Sebab petugas yang diterjunkan dinilai banyak yang belum berpengalaman.(amf/mch)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
6
Cerita Rayhan, Anak 6 Tahun Juara 1 MHN Aqidatul Awam OSN Zona Jateng-DIY
Terkini
Lihat Semua