Warta

PKB Gus Dur Hadiri Ultah Kemerdekaan Kuwait

Kamis, 24 Februari 2011 | 06:22 WIB

Jakarta, NU Online
Pasca Muktamar III PKB Gus Dur di Surabaya pada akhir Desember 2010 lalu, Yenny Wahid dan KH Ahmad Syahid yang terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz dan Ketua Umum Dewan Syuro DPP PKB Gus Dur ternyata mendapat perhatian dari luar negeri. Selain senat Amerika Serikat, juga Duta Besar Kuwait untuk Indonesia, Nasser Bareh al-Enezi yang mengundang PKB Gus Dur untuk menghadiri resepsi kenegaraan ulang tahun kemerdekaan Kuwait ke-50 dan peringatan pembebasan Kuwait yang ke 20 di Jakarta, semalam (23/2).

Menurut KH Ahmad Syahid, Nasser menceritakan persahabatnnya dengan mantan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dianggapnya seperti saudara sendiri. Menurutnya, Gus Dur memiliki wawasan dan perilaku keislaman yang luar biasa menyejukkan bagi Indonesia dan bangsa-bangsa di dunia.
;
“Dalam  mengingat Indonesia, salah satu tokoh muslim terpenting adalah Gus Dur. Beliau memiliki komitmen besar untuk kemajuan Islam dan Indonesia. Gus Dur juga memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan yang baik yang pernah saya temui. Apalagi Gus Dur juga fasih berbahasa Arab dan Inggris,” ujar KH Ahmad Syahid menirukan Nasser.

Yang pasti sambung Yenny Wahid, undangan Kedubes Kuwait ini merupakan kehormatan tersendiri bagi PKB Gus Dur, yang ternyata diakui oleh dunia termasuk Negara-negara Islam seperti Kuwait. Oleh sebab itu perjuangan PKB Gus Dur ke depan sangat berat, karena harus melaksanakan komitmen Gus Dur sebagaimana dilihat dan dirasakan oleh bangsa-bangsa di dunia selama ini.

Sementara itu Nasser mengatakan bahwa ketenteraman dan kestabilan demokrasi di Kuwait tidak terlepas dari pemerintahnya yang memberikan kebebasan kepada rakyat dalam berpendapat. "Pemerintah tidak pernah menutup pintu bagi warganya untuk dapat berbicara,” ujarnya.

Karena itu lanjut Nasser. jika semua tuntutan rakyat terlaksana, untuk apa mereka menuntut hal-hal yang tidak perlu dituntut," kata Nasser.

Sebagai warga negara Arab serta anggota masyarakat dunia, Nasser menilai jika demokrasi dan tuntutan rakyat di Timur Tengah perlu didukung karena sesuai dengan keinginan manusia yang selalu ingin melakukan segala hal dengan damai.

"Harapan kita yaitu agar kestabilan dapat berlaku di mana saja. Sedangkan di Kuwait terdapat kesepakatan antara penguasa (pemerintah) dan rakyat dan ada hal-hal yang perlu dibicarakan di parlemen Kuwait, yang kesemuanya berjalan dengan baik,” ungkap Nasser.

Menanggapi terjadinya berbagai demonstrasi di Timur Tengah, Nasser menggarisbawahi bahwa simbol dasar dari ketenteraman dan stabilitas di Kuwait adalah karena adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi bagi rakyatnya.

“Jadi, pemerintah harus mendengar dan berdialog dengan rakyat dalam menyelesaikan berbagai masalah,” tambah Nasser. (amf)