Warta

PMII Jatim juga Desak Pemerintah Bubarkan FPI

Senin, 2 Juni 2008 | 11:56 WIB

Surabaya, NU Online
Dukungan untuk membubarkan organisasi Front Pembela Islam (FPI) menyusul penyerangan terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Jakarta, Ahad (1/6) siang kemarin, terus mengalir. Kali ini datang dari Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur.

Ketua PKC PMII Jatim, Badrud Tamam, mengatakan, pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas. Pasalnya, ia menilai, sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan FPI telah meresahkan masyarakat.<>

Tak hanya itu. Ia juga menyatakan bahwa FPI merupakan ancaman bagi keharmonisan umat beragama di Indonesia. Jika pemerintah tidak segera bertindak, bukan tidak mungkin FPI akan melakukan kekerasan lagi pada kelompok lain.

“Negara sudah memiliki aturan dan mekanisme serta alat negara yang mengurusi persoalan keagamaan. Bukan kemudian sekelompok masyarakat dengan embel-embel agama tertentu serta menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi melakukan tindakan di luar kewenangan negara,” terang Badrud di Surabaya, melalui siaran pers yang diterima NU Online, Senin (2/6)

Ia pun mengancam akan membubarkan FPI jika pemerintah tidak segera melakukan langkah nyata. “Apabila pemerintah tidak melakukan tidakan yang kongkret, maka sebagai warga Indonesia, merasa terpanggil untuk menyelamatkan bangsa ini dari kelompok-kelompok sparatis, seperti FPI,” pungkasnya.

Dukungan lain datang dari para santri di Semarang, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Ikatan Santri Abiturien (Iksab) Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) NU Kudus Cabang Semarang.

“Bubarkan FPI, karena selama ini ia tidak memberikan kontribusi kongkret kepada kehidupan berbangsa dan bernegara, kecuali keresahan, kekacauan dan stigma negatif terhadap citra Islam. Sebagai lembaga, ia sudah tidak berguna lagi dalam konteks keberagamaan Indonesia yang berasaskan hukum dan Pancasila,” ujar Ketua Iksab TBS Cabang Semarang, M. Abdullah Badri.

Ia pun mendesak kepada aparat kepolisian agar menangkap para pelaku penyerangan itu. “FPI sudah jelas main hakim sendiri. Tidak mau mematuhi aturan pemerintah. Melanggar hak asasi manusia,” tandas Badri. (rif)