Warta

Polda Metro Jaya Bicara Gus Dur

Selasa, 30 November 2010 | 11:08 WIB

Jakarta, NU Online
Selama menjadi Presiden RI ke-4, yang bisa mengendalikan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu hanya ajudannya. Bahkan Ketua MPR RI HM Amien Rais pun waktu itu tidak bisa minta beliau mundur. Tapi, kalau ajudan yang meminta, Gus Dur selalu patuh.

“Gus Dur di depan ada lubang, maka beliau pasti mundur,”kata Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman bercerita mengenai kedekatannya dengan Gus Dur ketika dia menjadi ajudan cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari itu.

; Seperti dikutif gurdur.net, Ahad (28/11) menurut mantan Kapolda Jawa Barat ini juga mengagumi pribadi Gus Dur. Katanya,"Daya ingat Gus Dur sangat kuat. Kemudian visi dan misi kenegaraannya ke depannya juga kuat." Kekaguman lainnya adalah kepemimpinan Gus Dur yang sangat kuat khususnya di Jawa Timur.

"Beliau itu hebat, saya termasuk pengagum beliau. Dengan konsistensi dan bagaimana beliau membawa rakyat kecil ini untuk memajukan daerahnya sangat hebat. Karena itu Gus Dur disebut wali. Sehingga 70 % masyarakat Jatim, kalau Gus Dur bergerak pasti mendukung,"tutur lulusan Akpol tahun 1981 ini.

Kuatnya pengaruh Gus Dur di Jatim itulah menurut Sutarman yang mengantarkan beliau menjadi Presiden RI. Dengan begitu,  Sutarman berfalsafah,”Kalau ingin menjadi presiden, maka harus menguasai dukungan masyarakat Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten. Mengapa?”

Sebab, jumlah pemilih di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat saja sudah mencapai sekitar 100 juta. Fakta inilah menurut Sutarman, yang tidak bisa dibantah oleh siapapun yang akan menjadi pemimpin NKRI ini.

Gus Dur wafat pada Rabu (30/12) di RSCM Jakarta dan dimakamkan di Pesantren Teburieng, Jombang Jatim. Peringatan setahun wafatnya (haul) akan digelar pada 30 Desember di Jakarta dan 18 Desember di Jombang. (amf)