Warta

Posko NU Klaten Sediakan 9 Ribu Bungkus Nasi Tiap Hari

Jumat, 2 Juni 2006 | 05:37 WIB

Klaten, NU Online

Posko kemanusian yang didirikan warga NU di lokasi korban gempa di Klaten setiap harinya menyediakan 9 ribu bungkus nasi untuk para korban. Nasi itu lalu didistribusikan ke sejumlah lokasi bersama sejumlah kebutuhan pokok lainnya yang diperlukan pengungsi.

<>

Koordinator Posko, Jazuli A Kasmani mengatakan, posko yang didirikan di Desa Canan, Wedi, Klaten, itu dinilai berada di tengah daerah kerusakan korban gempa di Klaten.

"Seluruh kecamatan di Klaten yang berjumlah 26 kecamatan terdapat kerusakan, yang palung parah adalah di Gantiwarno, Wedi, Cawas, Prambanan dan Bayat. Kecamatan Wedi ini kami anggap paling strategis karena berada di tengah lokasi yang rusak parah," ujar Jazuli kepada NU Online, Kamis (1/6) lalu.

Relawan yang bekerja di posko tidak hanya warga NU Klaten, namun datang dari sejumlah kabupaten di Jateng. Demikian pula pengadaan barang-barang bantuan, semua daerah mengirimkan apapun melalui posko tersebut. Bahkan ormas lain pun ada yang menitipkan ke posko itu.

Selain itu, dikirimkan juga 400 kardus mi instan setiap harinya. Selanjutnya pengiriman dilakukan sesuai kebutuhan.

"Ada tim kami yang di lapangan. Mereka lalu memberi tahu relawan yang berada di pos tentang kebutuhan mendesak apa saja yang butuhkan di suatu lokasi," paparnya.

Hari Kamis ini misalnya, laporan yang masuk ke posko ada sebuah dusun di Gantiwarno selain butuh makan ada yang lebih membutuhkan tikar, ada dusun lainnya membutuhkan susu bayi, ada yang meminta pakaian dalam wanita, ada yang membutuhkan perlengkapan mandi.

Dari laporan juga diketahui sebuah dusun di Kecamatan Cawas membutuhkan tenaga tukang. Demikian juga di sebuah dusun di Bayat. Sedangkan di sebuah dusun di Prambanan warga pengungsi ada yang meminta kiriman tenda, ada yang meminta selimut dan lain-lainnya.

"Sambil membagikan nasi, kami mengirimkan kebutuhan yang diminta. Memang tidak semua permintaan dapat dipenuhi kalau kebetulan barang yang diminta sedang tidak tersedia di posko. Sedangkan tenaga tukang adalah warga NU dari berbagai daerah yang datang," imbuh Jazuli.

Saat NU Online berkunjung ke posko tersebut, kiriman ratusan cangkul datang dari Kendal. Tak lama berselang, relawan tukang dan Banser dari Mageleng mohon pamit karena telah dua hari di lokasi. Namun tak lama setelah itu kiriman bantuan pangan datang dari Kudus beserta puluhan relawan.

"Kami telah mempersiapkan untuk membuka dapur umum di sejumlah tempat mulai hari Sabtu nanti. Sedangkan konsentrasi utama kami hari ini adalah mempersiapkan tempat-tempat untuk pelaksanaan shalat Jumat besok," tutur Jazuli. (nam)