Warta JELANG MUKTAMAR

PWNU Jateng Gelar Muskerwil, Hasyim Muzadi Hadir

Senin, 10 Agustus 2009 | 10:56 WIB

Semarang, NU Online
Meski Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama masih sekitar lima bulan lagi yang akan digelar di Kota Makassar Sulawesi selatan, Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah, hari ini, Senin (10/8) mengadakan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) dengan agenda tunggal persiapan muktamar.

Acara yang ditempatkan di Gedung PWNU Jateng, Semarang ini dihadiri sejumlah pengurus, badan otonom dan lembaga tingkat wilayah, serta rais dan ketua PCNU se Jawa Tengah. Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi juga menghadiri Muskerwil ini.<>

Drs H Amiq Muhlisin salah seorang pengurus wilayah yang juga peserta muskerwil seperti dilansir situs NUBatik Online mengatakan, pada muskerwil kali ini lebih difokuskan pada pembahasan materi muktamar yang meliputi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, program kerja, bahtsul masail diniyah dan rekomendasi.

Dikatakan, untuk pembahasan kandidat rais aam dan ketua umum PBNU baru akan dibicarakan pada muskerwil kedua setelah lebaran nanti. "saat ini baru membicarakan seputar materi muktamar, nantilah setelah lebaran kandidat rais am da ketua umum PBNU dibicarakan kembali", ujarnya.

Agenda pertemuan yang dibungkus dengan nama Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) hanya membahas agenda tunggal yakni persiapan Muktamar NU yang akan digelar di Makasar tahun depan.

Sebanyak 35 cabang hadir untuk memenuhi undangan PWNU yang dikirim melalui faksimil, di samping untuk membahas beberapa materi serta teknis keberangkatan utusan dari Jawa Tengah, acara muskerwil juga mendengarkan perkembangan terakhir persiapan PBNU dalam menggelar muktamar yang disampaikan langsung oleh ketua umum PBNU DR KH Hasyim Muzadi.

Berbagai persoalan di tubuh Nahdlatul Ulama dijelaskan secara gamblang, termasuk adanya desakan dirinya mundur dari Ketua Umum PBNU sebelum muktamar. Namur dirinya menyerahkan kepada mekanisme yang ada.

Dirinya hanya berpesan, agar setiap persoalan yang muncul di tubuh Nahdlatul Ulama agar dapat diselesaikan lewat forum muktamar, bukan di luar itu. "Setiap ada persoalan di tubuh NU, harus diselesaikan lewat forum tertinggi", ujarnya.

Apa yang telah diperbuat PBNU, menurut Hasyim adalah upaya maksimal PBNU untuk lebih memiliki nilai manfaat bagi tidak saja untuk lingkungan Nahdlatul Ulama saja, akan tetapi juga kemasalahatan umum dan NU telah menampilkan jatidirinya sebagai oraganisasi yang 'rahmatan lil alamin'.

Jika ada beberapa aktifis NU tidak puas terhadap sikap PBNU, dirinya meminta agar dapat diselesaikan lewat forum muktamar yang akan berlangsung Januari tahun depan di Makassar Sulawesi Selatan. (amz)