Warta

PWNU Jatim Targetkan 7 Juta Pemegang Kartanu

Jumat, 16 September 2005 | 03:33 WIB

Surabaya, NU Online


Program pendaftaran Kartu Tanda Anggota NU (Kartanu) yang sedang digarap oleh PWNU Jatim untuk periode ke 2005-2005 diharapkan dapat mencapai target sebanyak 7 juta anggota dari potensi 14 juta warga NU di Jawa Timur.

<>

Wakil Ketua PWNU Jatim H. Sholeh Hayat mengungkapkan bahwa potensi tersebut realistis dilihat dari pemilih PKB di Jawa Timur pada pemilu tahun 2004 yang lalu dengan jumlah berkisar 7 jutaan. Mereka sebagian besar merupakan warga NU.

Saat ini program Kartanu ini sudah gencar disosialisasikan ke seluruh cabang NU. Selanjutnya masing-masing cabang melakukan koordinasi dengan Majelis Wakil Cabang (kecamatan) dan Rating (desa) sebagai pelaksana pendaftaran agar semuanya dapat diselesaikan pada Oktober mendatang.

Dikatakannya pendaftaran Kartanu yang dilaksanakan di Pasuruan tahun lalu telah sukses dengan pendaftar lebih dari 220 ribu orang. Saat ini beberapa cabang juga telah menyelesaikan proses pemotretan seperti Kediri, Banyuwangi, Nganjuk dan Madiun.

Hayat optimis bahwa kemungkinan besar kab. Kediri akan mengalami sukses seperti yang terjadi di Pasuruan karena mendapat dukungan dari bupati dan wakil bupati yang merupakan kader NU.

Biaya pendaftaran Kartanu sebesar Rp. 3500 dengan model kartu seperti ATM yang sudah canggih. PWNU Jawa Timur juga bekerjasama dengan Bringin Life, anak peruhaan BRI yang bergerak dalam bidang asuransi untuk program Dana Santunan Kemanusiaan (DSK).

Program Kartanu ini sudah dimulai pertama kali pada tahun 1988-1992 yang hanya memperoleh anggota 611.000. Selanjutnya pada periode 1992-1997 terdapat 1.173.675 orang pendaftar. Jumlah tersebut terus meningkat pada periode 1997-2002 dengan jumlah pemegang kartu sebanyak 3.177.845 orang.

Wakil Sekretaris PWNU Jatim H. Jono mengungkapkan bahwa tujuan utama dari program ini adalah agar NU memiliki data base anggotanya. “Ini sangat penting untuk memetakan berbagai kegiatan NU seperti program pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan lainnya,” tandasnya.

Dalam formulir isian yang harus diisi oleh para pendaftar, terdapat item-item struktur demografis seperti umur, status perkawinan, jumlah anak, tingkat pendidikan sampai dengan penghasilan. Kartu ini sekaligus mengidentifikasikan mereka anggota NU atau badan otonomnya seperti Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU dan lainnya.

Jono menjelaskan dengan demikian, nantinya akan diketahui dengan mudah berapa jumjlah warga NU yang pendidikannya sarjana, SMA dan lainnya. Demikian juga akan teridentifkasi berapa besar warga NU Jawa Timur yang penghasilannya dibawah 500 ribu per bulan, 500-1 Juta sampai dengan diatas 1 Juta.

Biaya sebesar 3500 ribu rupiah tersebut sebenarnya sekaligus merupakan bentuk iuran anggota NU karena biaya pembuatan kartu tak sebesar itu.” Ini sekaligus untuk I’anah Syahriah (iuran anggota) yang selama ini tidak bisa berjalan dengan efektif. Mulai dari Ranting sampai dengan PWNU akan mendapat bagian dengan komposisi tertentu.(mkf)