Warta PESAN IDUL ADHA DARI PBNU

Qurban untuk Peningkatan Kualitas Iman

Selasa, 18 Desember 2007 | 11:31 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam rangka merayakan hari raya Idul Adha 1428 H yang akan jatuh pada hari Kamis, 20 Desember 2007, PBNU berharap peristiwa Idul Adha diresapi dan direfleksikan bukan sekedar menyembelih hewan kurban dan takbir beramai-ramai.

Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan berharap agar pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ismail dan Siti Hajar dapat dijadikan pelajaran kepada umat Islam untuk terus meningkatkan kualitas iman.
 <>;
“Iman tidak begitu jadi terus langsung baik, membutuhkan satu usaha agar supaya terjadi peningkatan iman yang akhirnya dapat mempengaruhi perilaku dan ketabahan dalam menghadapi persoalan serta memiliki kesabaran dalam menyelesaikan tugas yang kita lakukan,” katanya kepada NU Online, Selasa (18/12).

Selain itu, PBNU berharap agar warga NU juga bisa berkorban yang lebih besar juga lebih banyak yang bermanfaat bagi orang banyak ditengah-tengah berbagai persoalan umat dan bangsa yang tak kunjung selesai.

“Kita dianjurkan untuk berkurban bagi yang mampu, kita harus memberikan daging bagi yang butuh. Namun kita juga butuh pengorbanan yang lebih besar dan lebih banyak agar hasilnya bisa dirasakan orang banyak seperti dalam kehidupan sosial, dunia pendidikan, pembinaan ummat dan pemberdayaannya, serta hal-hal yang menyangkut apa-saja yang memberi dampak positif dan manfaat bagi ummat,” tuturnya

Dikatakan oleh Mantan Menteri Agama ini, dalam menjalani hidup, manusia akan selalu menghadapi masalah, namun semuanya harus harus dihadapi dengan penuh rasa tanggung jawab.

“Semua tugas, perjuangan dan cita-cita luhur membutuhkan pengorbanan, tetapi jangan sampai pengorbanan yang sia-sia. Pengorbanan harus sesuai dengan kualitas dan besarnya masalah yang kita hadapi, jangan sampai berkorban tak jelas untuk apa dan untuk siapa,” imbuhnya.

Mantan Rektor Unisma Malang ini menuturkan saat ini masyarakat seringkali dituntut untuk berkorban, namun pengorbanan dan penderitaan besar tersebut malah sia-sia karena tak memberi manfaat untuk dirinya dan untuk anak keturunannya. (mkf)