Warta

Ribuan Pulau Indonesia Terancam Tenggelam

Rabu, 31 Agustus 2005 | 04:28 WIB

Jakarta, NU Online
Sekitar 2.000 pulau Indonesia berpotensi hilang ketika permukaan laut Indonesia diperkirakan naik setinggi 8-29cm pada tahun 2030 akibat perubahan iklim global.

Siaran Pers Pelangi di Jakarta, Selasa (30/8) seperti dikutip Antara kemarin, menyebutkan, iklim global telah berubah dan menyebabkan suhu di Indonesia meningkat 0,3 derajat Celcius sejak tahun 1900 hingga sekarang, sementara suhu permukaan global naik 0,5-0,7 derajat Celcius dalam 100 tahun terakhir. "Kenaikan permukaan laut merupakan ancaman bagi negara pesisir seperti Indonesia," katanya.

<>

Dijelaskan akibat dari pemanasan global itu telah terjadi perubahan iklim dunia yang menimbulkan kerugian dari dampak bencana alam. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2000 telah terjadi 33 bencana banjir, kebakaran hutan, dan enam bencana angin topan. Kerugian yang diderita mencapai 150 milyar dollar AS dan korban jiwa 690 orang. Kerugian dunia mencapai 300 milyar dollar AS per tahun akibat dampak perubahan iklim, sebagaimana diungkapkan oleh UNEP (Badan PBB untuk program lingkungan).

Sayangnya, sebut Siaran Pers yang ditandatangani Managing Director Pelangi Moekti Soejachmoen, masalah perubahan iklim kurang mendapat perhatian. Pergeseran musim yang dialami banyak tempat saat ini seperti semakin singkatnya musim hujan tetapi dengan intensitas lebih tinggi merupakan bukti adanya perubahan iklim.

Meski demikian kondisi itu, tulis siaran pers tesebut tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga menjadi masalah di luar negeri seperti di Kepulauan Fiji dan Maladewa. Ditambahkannnya merujuk Indonesia, selama 30 tahun pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia, cenderung dilakukan secara satu arah dengan manusia yang melakukan eksploitasi alam. "Contohnya, di Jakarta, akibat pembangunan satu arah tersebut, interupsi air laut sudah mencapai kawasan Monas, sehingga menyebabkan rusaknya struktur bangunan dan terjadinya abrasi pantai," ujarnya.

Untuk itu, kedepan, lanjut siaran pers itu, pembangunan infrastruktur Indonesia perlu melakukan pengkajian perubahan iklim secara mendalam sebelum melakukan proyek-proyek pembangunan, karena naiknya suhu pemanasan global diakibatkan kegiatan manusia, khususnya dalam sektor pembangunan. (cih)