Ruh Haji Mabrur, Rukun dengan Sesama Manusia
Selasa, 14 Desember 2010 | 09:56 WIB
Makkah, NU Online
Penyelenggaraan ibadah haji 1431 H/2010 M akan berakhir pada 21 Desember 2010 mendatang, sementara saat ini seluruh jemaah Indonesia berada di Madinah untuk melaksana shalat arbain dan ziarah. Pelayanan jemaah haji di kota Mekkah sendiri telah berakhir, sebagian petugas PPIH Mekkah, dijadwalkan Selasa (14/12) malam akan kembali ke tanah air.
Ruh haji adalah sejauh mana kemabruran haji seseorang. Dalam berbagai literatur, para ulama sepakat bahwa haji mabrur itu memiliki indikator, antara lain patuh melaksanakan perintah Allah SWT, melaksanakan sholat, konsekuen membayar zakat. Seorang haji yang mambrur juga bersungguh-sungguh membangun keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Selalu rukun dengan sesama umat manusia, sayang kepada sesama makhluk Allah SWT.
<>Demikian dinyatakan Kepala Daerah Kerja Makkah Cepi Supriyatna kepada wartawan di kantornya, Distrik Syisya Makkah al-Mukarromah, Selasa (14/.12). Menurut Cepi Supriyatna, mereka yang menginginkan kemabruran memiliki konsekwensi meninggalkan larangan Allah SWT, terutama dosa-dosa besar, seperti syirik, riba, judi, zina, khamr, korupsi, membunuh orang, bunuh diri, bertengkar, menyakiti orang lain, kurafat, serta bidah.
"Indikator kemambruran juga bisa dilihat dari sejauh mana, ia gemar melakukan ibadah wajib, sunat dan amal saleh serta berusaha meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat, aktif dalam memperjuangkan dan mendakwahkan Islam serta istiqamah serta sungguh-sungguh dalam melaksanakan amar makruf dengan cara yang makruf, menjauhi perbuatan munkar," tutur Cepi.
Lebih lanjut Cepi menjelaskan, haji mabrur juga memiliki sifat dan sikap terpuji seperti sabar, syukur, tawakal, tasamuh, pemaaf, tawaduk, malu kepada Allah SWT untuk melakukan perbuatan yang dilarang-Nya. Semangat dan sungguh-sungguh dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu Islam.
"Haji mabrur juga terlihat dari sifat tekun dan kerja keras untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, keluarganya dan dalam rangka membantu orang lain serta berusaha untuk tidak membebani dan menyulitkan orang lain," tandasnya.
Efek berganda dari haji mabrur adalah membentuk karakter bangsa, jauh lebih baik ke depan. Pendeknya seseorang yang hajinya mambrur hidupnya penuh keseimbangan. Seimbang antara kebutuhan jasmaniah dan rohani. Demikian Cepi menuturkan. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)
Terpopuler
1
LAZISNU Gelar Lomba dengan Total Hadiah Rp69 Juta, Ini Link Pendaftarannya
2
Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
3
Cara Wudhu di Toilet agar Tidak Makruh
4
Gus Yahya Ceritakan Awal Mula Kiai Ali Maksum Merintis Pengajian Kitab di Pesantren Krapyak
5
Hukum Gugat Cerai Suami karena Nafkah Batin
6
Hukum Khatib Tidak Berwasiat Takwa dalam Khutbah Kedua
Terkini
Lihat Semua