Warta

SAS Center Luncurkan Buku Baru

Sabtu, 2 Desember 2006 | 04:47 WIB

Kairo, NU Online
Setelah melewati berbagai proses yang cukup panjang, akhirnya Said Aqil Siradj (SAS) Center–Badan Otonom PCINU Mesir berhasil meluncurkan buku terbarunya yang berjudul “Spirit Modernitas; Paradigma Islam Integral” atau “al-Islam wa al-Hadatsah, Baina al-Ittishal wa al-Infishal”. Launcing dan Bedah Buku itu dilaksanakan pada Rabu petang (29/11) bertempat di Wisma Nusantara, Rab’ah el-Adawea Kairo.

Acara yang diharidi oleh sekitar 50 peserta putra dan putri dimulai sejak pukul 15.45 WK. Hadir juga dalam acara ini Dr. Kamil Muhammad Uwaidah, Direktur Pers Dahaqalia dan anggota Persatuan Penulis Mesir.

<>Acara yang rencananya dibuka oleh Ketua Tanfidziyah, Muhlashon Jalaluddin, Lc. terpaksa diwakilkan kepada Arif Ramadlan selaku Sekretaris Tanfidziyah. Muhlashon sendiri ada acara penting di KBRI Kairo sehingga hanya menyampaikan salam melalui sekretarisnya bahwa ia menyambut baik dan mengucapkan selamat dan sukses kepada SAS Center. Begitu pula dengan Presiden PPMI Mesir, Nor Fuad Shofiyulloh, dalam sambutannya yang mengatakan bahwa “Dunia intelektual Masisir kini sedang menurun sehingga upaya yang dilakukan oleh SAS Center ini perlu terus dikembangkan,” tuturnya.

Dalam acara launcing dan bedah buku ini, Duduk sebagai presentator empat pemikir muda Masisir; Cecep Taufiqurrahman, S.Ag. (Ketua PCIM Mesir), M. Saifuddin, S.Ag. (A’wan Syuriah PCINU Mesir), Mukti Ali (sesepuh Lakpesdam PCINU Mesir), Roland Gunawan (Direktur SAS Center) dan dimoderatori oleh Amirullah Asy’ari.

Pada sesi pemaparan oleh para pembedah, Cecep dan Saif sama-sama menghujamkan kritikan-kritikan seputar buku baru tersebut. Namun keduanya tetap menyadari bahwa banyak keunggulan dalam buku tersebut yang lebih fantastis dari pada kelemahan-kelemahannya. Jika Saif memberikan identifikasi hakiki akan makna sebuah tasawwuf dan para pelakunya (kaum sufi), maka Cecep lebih banyak mengkritik seputar teknis penulisan buku. Beliau menilai, dalam buku ini banyak digunakan diksi dan kosa kata ilmiah yang kelihatan agak dipaksakan. Karena sejauh pengetahuannya, bahwa definisi dari istilah-istilah ilmiah itu masih diperdebatkan, sehingga implikasinya dihawatirkan akan menimbulkan miss-interpretation oleh para pembacanya. Kemudian ia juga menyinggung masalah kaidah transliterasi yang dinilai belum ada standarisasinya.

“Berbeda penulisnya, berbeda pula kaidah yang dipakainya, maka hal ini akan menimbulkan kebingungan bagi para pembacanya,” tutur Cecep. Di samping itu pula Cecep juga mengkritik masalah teknis dan isi buku tersebut.

Acara bedah buku nampak semakin hangat setelah memasuki sesi tanya jawab yang dalam hal ini hanya cukup diberikan kesempatan kepada 4 orang penanya. Kesempatan pertama disampaikan oleh Robith Qashidi yang menanyakan seputar judul buku dan apakah sebuah modernitas itu bisa mengantarkan pada integralitas dan sebaliknya? Disusul kemudian oleh Irwan Masduqi yang mengkritik masalah inkonsistensi judul buku dengan isinya. Jika ditilik dari judulnya, buku ini terkesan pro-integral. Namun di dalamnya justru terdapat beberapa hal yang dianggap anti-integral. Sementara itu Nailun Najah berkesempatan pula menanyakan perkembangan sekularisme di Barat dan Islam. Tak mau kalah dengan para penanya, para pembedah dan pembicara sore hari itu juga menjelaskan panjang lebar seputar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Usai bedah buku, acara dilanjutkan dengan muhadharah oleh Dr. Kamil Muhammad Uwaidah. Dalam presentasinya yang menggebu, ia memaparkan kritikan-kritikan tajam terhadap kaum orientalis. Dalam rangkuman pidatonya tersebut, Dr. Uwaidah menyatakan bahwa “orientalis itu brengsek dan pasti salah!!” katanya.

“Acara ini merupakan tradisi SAS Center yang dalam kesempatan ini kepanitiannya dipercayakan pada kader-kader baru PCINU Mesir sebagai salah satu langkah re-generasi. Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan dapat menjadi suntikan pemicu bagi peningkatan khazanah intelektual Masisir yang seakan nampak bagaikan lemah syahwat,” kata Faiq Ihsan Ansori, selaku sekteraris panitia pelaksan dan aktifis kajian SAS Center dan Lakpesdam. [luthfi/miqdam/aan]