Warta

Serikat Buruh Tolak Kenaikan BBM

Sabtu, 1 Oktober 2005 | 13:35 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam pertemuan sejumlah serikat buruh di Gd. PBNU Sabtu sore, mereka menyatakan penolakannya terhadap kenaikan BBM Sabtu sore. Harga BBM yang sangat tinggi tersebut akan membuat para buruh semakin menderita. “Buruh terpaksa mengkandangkan motornya karena harga bensin mahal, padahal kendaraan ini sangat vital bagi mereka,” tandas Sekretaris Jenderal SPSI Reformasi H. Muhammad Rodja.

Ia mengklaim bahwa aspirasi penolakan ini merupakan suara dari seluruh serikat buruh yang ada di Indonesia yang jumlahnya mencapai 90 buah seperti yang terdaftar di Depnaker. Sebelumnya pada pertemuan tertutup tanggal 23 September serikat buruh juga sudah melakukan penolakan yang dilanjutkan dalam forum terbuka pada 29 September.

<>

Rodja mengungkapkan bahwa masih banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mensiasati APBN tanpa harus menghilangkan subsidi yang membuat rakyat miskin semakin menderita. “Pemerintah kan bisa menaikkan cukai, menangkap koruptor dan penyelundup dan dihukum berat serta hartanya diambil untuk menutupi anggaran,” tandasnya.

Terpukul dari Dua Sisi

Sementara itu pengurus Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Helmy Salim mengungkapkan bahwa kenaikan BBM ini telah menyebabkan buruh terpukul dari dua sisi. Harga-harga barang akan naik sehingga secara langsung beban hidup buruh semakin berat sementara disisi lain, pengusaha juga terkena pukul karena biaya operasional mereka semakin tinggi.

“Tak mungkin dalam bulan Januari tahun depan, buruh bisa meminta kenaikan gaji, bahkan terancam PHK karena banyak perusahaan yang akan kolaps dengan kenaikan BBM ini,” paparnya.

Dijelaskannya bahwa akibat kenaikan solar untuk industri pada bulan Juli lalu yang mencapai 100 persen 2.5 juta pekerja, terutama di sektor tekstil dan logam harus terancam PHK. Korban PHK ini tentu akan terus tertambah jika kenaikan BBM ini tak dibatalkan.

Para buruh rencananya akan menggelar demo secara nasional pada tanggal 10 Oktober mendatang diseluruh Indonesia sebagai bentuk penolakan kenaikan BBM ini. “Jika aspirasi ini tak di dengan pemerintah, kami akan menggelar mogok nasional,” tandasnya.(mkf)