Warta

Tak Ada Satu pun Wakil Islam, Bukti Kegagalan Parpol Islam

Jumat, 15 Mei 2009 | 00:50 WIB

Jakarta, NU Online
Tiga pasang capres-cawapres yang akan berlaga di Pemilu Presiden (Pilpres) 2009, tak ada satu pun tokoh yang berlatar belakang parpol atau organisasi Islam. Hal ini dinilai sebagai kegagalan parpol Islam menggalang kekuatan.

"Koalisi yang ada tidak mencerminkan kekuatan Islam. Meskipun umat Islam mayoritas, namun aktualitasnya minoritas," kata Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Lili Romli, di Jakarta, Jumat (15/5) seperti dikutip dari Detik.com.<>

Menurut Lili, hal tersebut berbeda dengan kontestasi Pilpres 2004. Saat itu hampir setiap pasangan mengandung unsur tokoh Islam. Sebut saja Amien Rais-Siswono Yudhohusodo, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, dan Wiranto-Solahuddin Wahid.

Karena hingga saat ini tak ada satu pun tokoh Islam yang bakal maju, maka Lili menilai parpol Islam tak lagi punya kesempatan di Pilpres ini. Sebab waktu yang tersedia tinggal hari besok.

"Enggak ada waktu lagi, sangat sempit. Tidak akan ada peluang. Satu-satunya jalan adalah tetap gabung dengan Partai Demokrat," kata Lili.

Partai-partai pendukung koalisi yang dibangun capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ramai-ramai menolak Boediono. Alasannya, Boediono dianggap tak merepresentasikan umat Islam.

"Kami dari partai-partai Islam atau berbasis Islam (PPP, PKS, dan PAN) terus mengadakan komunikasi untuk mempertegas sikap kami bahwa kami tidak bersedia dalam satu perahu dengan Pak Boediono yang bukan representasi Islam," kata Wasekjen DPP PPP, T. Taufiqulhadi.

Hingga detik-detik mendekati waktu deklarasi pasangan capres-cawapres SBY, partai-partai Islam pendukung koalisi Partai Demokrat (PD) ini terus berkoordinasi. Mereka, menurut Taufiq, meminta SBY mempertimbangkan cawapres dari kalangan umat Islam atau yang dipandang dapat mewakili umat Islam.

"Karena itu kami mengerucutkan 2 nama, yaitu Pak Akbar Tandjung dan Pak Hidayat Nur Wahid. Secara khusus, PPP mendukung Pak Akbar Tandjung," imbuh Taufiq. (rif)