Warta

Tokoh Agama: Bangsa Ini Sedang Krisis Keteladanan

Senin, 12 Desember 2011 | 10:45 WIB

Jakarta, NU Online - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan sejumlah tokoh lintas agama, Senin (12/12) menggelar pertemuan membahas masalah-masalah kebangsaan. Mereka sepakat permasalahan bangsa disebabkan oleh rendahnya keteladanan oleh pemimpin, namun optimis masih bisa diselesaikan.

"Tapi tidak ada permasalahan politik yang kami bahas, sama sekali tidak menyinggung perpolitikan," tegas Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj seusai pertemuan.

<>Tokoh lintas agama yang hadir antara lain J. Pujasumarta dari Konferensi Wali Gereja Indonesia, Ketut Parwata dari   Parisada Hindu Dharma Indonesia, Jeirry Sumampow dari Persekutuan Gereja Indonesia, Patar S. Napitupulu dari Huria Kristen Batak Protestan, F. Sugianto dari Majelis Buddha Indonesia, Wawam Wiratma dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia dan Rusli dari Perwakilan Umar Buddha Indonesia. Sementara PBNU sebagai tuan rumah diwakili oleh Kiai Said selaku Ketua Umum, As'ad Said Ali, Marsudi Syuhud, Imadadun Rahmat, Bina Suhendra, Sulthan Fatoni dan Andi Najmi.

Terjadi sharing temuan permasalahan oleh masing-masing perwakilan organisasi keagamaan. Di antaranya disampaikan perwakilan KWI yang menyebut masih rendahnya tingkat keseriusan Pemerintah dalam menyelesaiakn permasalahan hukum dan persoalan mikro ekonomi, dimana angka kemiskinan yang tidak sebanding dengan hasil survey oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Dari sharing temuan permasalahan tersebut tokoh lintas agama memiliki kesamaan pendapat, sejumlah permasalahan bangsa diakibatkan oleh krisis keteladanan di tengah masyarakat. Petinggi bangsa, baik legislatif maupun eksekutif dianggap belum dapat menunjukkan teladan baik kepada masyarakat.

"Maraknya korupsi itu bukan penyebab, tapi akibat dari rendahnya keteladanan dari pemimpin. Itu juga akibat dari masih belum sempurnanya sistem politik,  yang mengakibatkan mereka (pemimpin) tidak memberikan teladannya," tandas Kiai Said.

Menyikapi kondisi tersebut, masih kata Kiai Said, tokoh lintas agama sepakat untuk terus berada pada posisi mengawal jalannya pemerintahan, namun tak akan segan memberikan kritik yang membangun.

"Kalau memang pemimpin sudah terlampau melenceng, kami akan mengkritik. Kritik akan kami sampaikan dengan cara-cara yang santun, cara-cara yang dibenarkan sesuai ajaran agama," tuntas Kiai Said.


Penulis: Emha Nabil Haroen