Warta

Ulama Penting Irak Serukan Persatuan Setelah Tragedi Desak-Desakan

Ahad, 4 September 2005 | 11:42 WIB

Najaf, NU Online
Ulama Syiah yang dihormati di Irak Ayatullah Ali al-Sistani menyerukan persatuan nasional dan pengendalian diri setelah tragedi desak-desakan yang banyak orang khawtirkan dapat meningkatkan lagi ketegangan antara masyarakat Sunni dan Syiah.

Hampir 1.000 peziarah Syiah tewas Rabu akibat dorong-mendorong di sebuah jembatan di Baghdad setelah kepanikan meledak di antara kerumunan sangat banyak orang karena ada desas-desus bahwa pembom bunuh diri berada di tengah-tengah mereka.

<>

Para pejabat menuduh gerilyawanm yang memperoleh banyak dukungan dari masyarakat Sunni, menimbulkan kepanikan dengan teriakan peringatan mengenai pembom bunuh diri, tapi tidak ada bukti gerilyawan berada di jembatan tersebut pada waktu itu.

Ketegangan meningkat bagaimanapun kerena gerilyawan sebelumnya menembakkan mortir ke arah sebuah makam Syiah tempat sebanyak tiga juta peziarah berkumpul, sehingga menewaskan sedikitnya tujuh orang.

Sistani, ulama yang menyendiri dan sangat dihormati di Irak, meminta rakyat untuk mempertahankan persatuan.

"Ia meminta pada semua orang Irak untuk menunjukkan persatuan dan merapatkan barisan, tidak memberikan kesempatan pada orang yang ingin memancing perselisihan," kata Hamid Khaffaf, jurubicara Sistani, di kota suci Najaf di Irak selatan,

Ulama Syiah anti-Barat Moqtada Sadr menyampaikan duka citanya. "Kami ingin menyampaikan duka cita kami pada keluarga korban di Kadhimiyah, Saya bersumpah pada Tuhan bahwa darah mereka tumpah untuk mendapat hak dekat imam mereka," kata kantornya di Najaf mengutip ucapannya.
.
 "Saya tidak dapat melukiskan perasaan sakit yang saya rasakan sekarang, saya hanya ingin menyatakan kesedihan seluruh dunia Islam." Sadr melancarkan dua pemberontakan sengit terhadap pasukan AS tahun lalu yang mana ratusan dari gerilyawannya tewas.

Hubungan antara kelompok agama dan etnik di Irak, yang mendapat sorotan dalam pembicaraan yang berbelit-belit mengenai rancangan konstitusi selama beberapa pekan terakhir, sering bertambah tegang ketika aksi kekerasan secara khusus diarahkan pada masyarakat Syiah, Sunni atau Kurdi.

Namun sejumlah warga Syiah tewas akibat desak-desakan, yang belum pernah terjadi sebelumnyam, meninggalkan kekhawatiran jika peristiwa itu dapat memicu perselisihan komunal.

"Meskipun kejadian itu tidak disebabkan secara langsung oleh gerilyawan Sunni, persepsinya adalah akan kelompok itu yang melakukannya," kata Joost Hiltermann dari Kelompok Krisis Internasional, organisasi yang bekerja untuk mencegah dan memecahkan konflik.

"Dalam lingkungan sekarang ini, orang akan melihat seuatu dengan cahaya sektarian...dan itu mungkin akan menyebabkan meningkatnya lagi kebencian sektarian."(ant/mkf)