Warta

Umat Islam Singapura Mainkan Peran Penting untuk Jaga Toleransi

Rabu, 29 Oktober 2008 | 20:10 WIB

Singapura, NU Online
Umat Islam mempunyai peranan yang penting dalam menjaga toleransi di Singapura maupun di kawasan sekitarnya. Sebab, Islam bukan saja agama yang menjunjung tinggi perdamaian, tetapi juga menghargai hak dan kebebasan orang lain. Islam adalah rahmatan lilalamin (rahmat bagi semesta alam).

Demikian diungkapkan Menteri Negara untuk Urusan Muslim, yang juga Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air, Singapura, Yaacob Ibrahim dalam pertemuan dengan sejumlah wartawan dari Indonesia, yang tergabung dalam 16’th Indonesian Journalists’ Visit Programme, di Singapura, Selasa (28/10). Di Singapura, juga hanya Muslim yang memiliki menteri tersendiri karena penghargaan terhadap sejarah dan perlunya sejumlah urusan terkait umat Islam, seperti pencatatan perkawinan dan pengadilan syariah.<>

Yaacob mengingatkan, Muslim di Singapura menempatkan kepentingan negara dan harmoni dengan umat lain sebagai sesuatu yang utama. Karena itu, Muslim Singapura senantiasa membangun toleransi dengan umat beragama yang lain, bahkan membangun Pusat Harmoni yang menjadi pusat pengembangan Islam dalam kaitannya dengan toleransi. Pusat Harmoni berkembang sejak dua tahun terakhir ini.

Ngiam Shih Chun, Direktur Hubungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pembangunan Masyarakat, Pemuda, dan Olahraga Singapura, menambahkan, data sensus tahun 2000 menunjukkan 14,9 persen warga negara Singapura beragama Islam. Jumlah ini adalah yang terbesar kedua, setelah yang beragama Buddha (42,5 persen), sehingga peran umat Islam untuk menjaga toleransi dan kebersamaan di Singapura sangatlah signifikan. Jumlah penduduk Singapura pada Juni 2007 adalah 3,7 juta jiwa.

Terbangunnya toleransi antarumat beragama dan antarbangsa di Singapura, kata Ngiam, juga didukung oleh kebijakan pemerintah yang mendorong adanya perumahan yang mengintegrasikan antarwarga dari berbagai latar belakang, adanya perwakilan dari berbagai warga, termasuk minoritas, dan melalui pendidikan. Pemerintah Singapura mendorong siapa pun warga negara untuk mengedepankan harmoni.

Yaacob mengakui, untuk mewujudkan toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama itu memang ada organisasi kemasyarakatan yang berdasarkan agama, yang tumbuh di negara lain, yang dilarang masuk ke Singapura. Namun, kebebasan beragama sangat dijunjung tinggi (kc/tak/atj)