Jakarta, NU Online
Pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan secara langsung telah menyebabkan organisasi masyarakat dengan jumlah pengikut yang besar memiliki daya tarik tersendiri.
Nahdlatul Ulama sebagai ormas Islam terbesar ikut ditarik-tarik dan pengurusnya dijadikan pasangan dalam Pilkada. “Wajar orang NU memilih pemimpinnya yang NU, tetapi jangan menggunakan lembaga NU secara formal,” kata KH Said Aqil Siradj memberi pesan.
<>Sebagai warga negara, nahdliyyin dan pengurus NU juga berhak untuk menjadi pejabat politik seperti bupati atau gubernur. “Warga NU ingin gubernurnya NU, ya itu haknya, asal jangan menggunakan stempel NU,” tegasnya.
Sayangnya, aturan organisasi yang melarang penggunaan nama organisasi NU dan seluruh perangkatnya ini seringkali dilanggar. Sejumlah pengurus yang mencalonkan diri menjadi wakil gubernur tidak mengindahkan aturan ini.
KH Masdar F. Mas’udi menyatakan syahwat politik itu cenderung tak terkendali meski NU berulang kali menegaskan diri untuk kembali ke Khittah 1926. "Dan, ‘telanjang’ menghadapi pilkada di berbagai tempat," katanya
Tak hanya itu. Menurut dia, figur yang diusung atau mengusung diri adalah orang pertama yang notabene menjadi simbol dan representasi organisasi.
"Maka, orang pun berkesimpulan lebih jauh, NU bukan saja masih mengidap syahwat politik tegangan tinggi, tapi sekaligus diturunkan martabatnya menjadi alat politik para elitnya belaka," katanya.
Kondisi itu, kata Masdar, jelas sangat menyedihkan sekaligus mencemaskan. Hal itu merupakan persoalan mahaserius yang kalau dibiarkan terus berlanjut, bukan saja akan merontokkan kewibawaan NU, tapi juga mengancam eksistensinya.
Oleh karena itu, kata Masdar, kalangan petinggi NU, terutama para ulama di jajaran syuriyah, harus segera mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan NU dari penyimpangan.
"Para kiai yang mukhlis dan arif, terutama di jajaran syuriyah yang menurut konstitusi NU paling bertanggung jawab, harus segera ‘turun gunung’ menyelamatkannya," katanya. (mkf/rif)
Terpopuler
1
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
2
Kronologi Persoalan di PBNU (7): Kelompok Sultan dan Kramat Saling Klaim Keabsahan
3
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
4
Majelis Tahkim Khusus, Solusi Memecahkan Sengketa untuk Persoalan di PBNU
5
Penembakan Massal Terjadi di Australia, Seorang Muslim Berhasil Lucuti Pelaku Bersenjata
6
Sehari Galang Donasi, Warga NU Losari Cirebon Kumpulkan Rp37 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
Terkini
Lihat Semua