Warta KONGRES MUSLIMAT NU

Wapres : Indonesia Beruntung Punya Muslimat NU

Kamis, 14 Juli 2011 | 10:30 WIB

Bandarlampung, NU Online
Acara pembukaan kongres Muslimat NU di Auditorium Utama Kampus Universitas Lampung (Unila), Kamis (14/4),  berlangsung meriah. Sekitar sepuluh ribu kader Muslimat NU membanjiri acara yang dihadiri Wakil Presiden RI Boediono tersebut.

Banyaknya kader Muslimat yang menghadiri acara pembukaan ini membuat auditorium utama Unila tak mempu menampung mereka. Akibatnya, panitia kongres harus mendirikan tenda berukuran besar di luar tempat acara.

<>
Sementara itu, kehadiran Wapres disambut hangat peserta kongres. pria asal Blitar Jatim ini hadir didampingi sejumlah menteri. Antara lain Mendiknas M Nuh, Menakertrans Muhaimin Iskandar, dan Menhut Zulkifli Hasan.

Selain para menteri tersebut hadir pula Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj dan Gubernur Lampung Syafruddin ZP bersama jajaran pejabat setempat, serta jajaran pimpinan partai, termasuk Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), choirul Anam dan Yenny Wahid.

Dalam sambutannya, Wapres banyak memuji kiprah dan peran Muslimat dalam mengabdi kepada bangsa Indonesia, terutama kepada kaum perempuan. "Saat ini, saya katakan, beruntung Indonesia punya Muslimat," kata Wapres disambuat tepuk tangan meriah ribuan kader Muslimat.

Muslimat, kata Wapres, terbukti telah memberikan pengabdian yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Karena itu, pemerintah mengapresiasi terhadap apa yang telah dilakukan Muslimat tersebut. "Muslimat NU adalah aset bangsa Bheneka Tunggal Ika" kata Wapres.

Karena itu, melalui kongres Muslimat yang digelar di Asrama Haji Bandar Lampung ini, Wapres berharap Muslimat NU semakin berkibar dan lebih memberi manfaat kepada masyarakat luas.

Selain itu, Wapres juga berharap Muslimat NU bisa meningkatkan sinergi dengan pemerintah. Kerja sama antara pemerintah dan Muslimat NU diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. "Ini untuk membangkitkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Wapres yakin kongres  kali ini akan semakin meneguhkan eksistensi, peran dan kiprah Muslimat NU dengan keputusan-keputusannya yang lebih baik lagi.

 "Saya yakin kongres ini akan menghasilkan keputusan yang baik," kata Wapres yang pada kesempatan tersebut juga menyampaikan salam dari Presiden SBY untuk peserta kongres.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH said Aqil Siroj berpesan kepada semua peserta kongres dan ibu-ibu Muslimat di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak muda NU. Pengawasan dan bimbingan perlu dilakukan agar mereka tidak terpengaruh dengan aliran-aliran yang berbeda dengan NU.
"Jangan sampai ada anak-anak ibu Muslimat yang ikut NII dan Wahabi yang anti tahlil dan ziarah kubur," kata Kang Said, demikian kiai asal Cirebon ini akrab disapa.

Pada bagian lain, Kang Said, juga mengungkapkan komitmen NU untuk tetap mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan UUD 1945. "Pak Wapres, bagi NU NKRI dan  Pancasila sudah final," jelas doktor alumni Universitas Ummul Quro Mekkah ini.

Kongres Muslimat NU ke-16 dijadwalkan berlangsung hingga Senin (18/7). Kongres diikuti 33 pengurus wilayah dan 537 pengurus cabang dengan utusan resmi masing-masing empat orang.

Pemilihan ketua umum merupakan salah satu dari sejumlah agenda kongres yang digelar lima tahun sekali tersebut. Agenda lain adalah evaluasi dan pembahasan program organisasi serta pembahasan persoalan kekinian, terutama yang terkait dengan dunia perempuan, misalnya hukum bank sperma, bank ASI, dan implan payudara.

Muslimat NU merupakan organisasi perempuan yang strategis di lingkungan NU yang memiliki jumlah anggota dan potensi besar di bidang pemberdayaan masyarakat. Di bidang pendidikan dan dakwah Muslimat NU memiliki 13.568 TPQ, 9.800 TPA/RA, 4.657 playgroup, serta 38 ribu majelis taklim.

Di bidang sosial kesehatan memiliki 103 panti asuhan, 74 BKIA/rumah bersalin/rumah sakit. Muslimat NU juga memiliki induk koperasi An Nisa yang membawahi sembilan pusat koperasi dan 131 koperasi primer.

Redaktur     : Hamzah Sahal

Kontributor : Ahmad Millah