Warta

Warga NU Diimbau Tak Pilih Capres yang ‘Mengabdi’ Kepentingan Asing

Ahad, 17 Mei 2009 | 12:10 WIB

Jakarta, NU Online
Warga Nahdlatul Ulama (NU) diminta tak memilih capres-cawapres yang ’mengabdi’ pada kepentingan asing. Sebab, mereka kerap kali memanfaatkan rakyat miskin untuk kepentingan mereka sendiri. Akibatnya, rakyat miskin menjadi tergantung pada santunan atau belas kasihan.

Imbauan tersebut disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH Hasyim Muzadi, kepada NU Online, di Jakarta, Ahad (17/5).<>

Karena itu, kata Hasyim, presiden dan wakil presiden nantinya harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberdayakan perekonomian umat. ”Ekonomi nasional harus nyata dan aman di tangan pemimpin kita nantinya,” ujarnya.

Selain itu, imbuh Hasyim, hal yang juga tak kalah pentingnya adalah presiden dan wakil presiden harus bisa menjamin keberlangsungan paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebagaimana diyakini warga NU.

”Hal ini (perekonomian dan paham Aswaja) sangat penting agar warga NU tidak selalu menjadi ’kayu bakar’ untuk ’menanak nasi’ orang lain,” terang Hasyim yang juga mantan cawapres pada Pemilu Presiden 2004 silam.

Agar tidak salah memilih capres-cawapres pada Pemilu Presiden 8 Juli nanti, menurut Hasyim, warga NU harus mengetahui rekam jejak masing-masing kandidat. ”Pilihlah (capres-cawapres) yang telah memiliki prestasi membawa bangsa dan negara ini maju, utamanya di bidang agama dan ekonomi,” tandasnya.

Kesalahan menentukan pilihan, imbuh Hasyim, akan berakibat buruk pada keberlangsungan warga NU. Ia mengibaratkannya sebagi ”gol bunuh diri”. Kondisi demikian berarti ”membesarkan pihak yang kemudian menggusur NU itu sendiri, baik dalam paradigma agama maupun posisi politik dan peningkatan kemakmuran,” jelasnya.

Satu hal lagi yang mesti diwaspadai warga NU adalah maraknya praktik politik uang (money politic). Hal itu terutama terjadi saat rakyat masih banyak yang miskin seperti sekarang. Ia mengimbau warga NU agar tidak mudah tergoda dengan uang yang pada akhirnya akan merusak moral bangsa.

”Dalam suasana kemiskinan di kalangan rakyat, hendaknya warga NU tetap tahan terhadap martabatnya dari godaan money politic yang telah terbukti merusak moral agama dan kebangsaan,” kata Hasyim.

Para ulama dan pengurus NU di semua tingkatan juga diminta memberi teladan yang baik dalam menghadapi atau menyiasati praktik politik uang yang kemungkinan besar terjadi saat Pilpres mendatang. (rif)