Daerah

Bahas Peran Perempuan, MUI Sulsel Hadirkan Akademisi dan Aktivis

Selasa, 10 Mei 2016 | 14:02 WIB

Makassar, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Pengurus Muslimat NU Sulawesi Selatan dan Universitas Islam Makassar mengadakan seminar nasional yang bertajuk Peran Ibu dalam Menanggulangi Karakter Negatif Geberasi Muda, Selasa (10/5) bertempat di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM.

Ketua DPW MUI Sulsel Anregurutta Dr KH M Sanusi Baco dalam sambutannya membuka seminar, "Bahwasanya untuk mendidik generasi muda, orang tua harus menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan, di mana Rasulullah ketika berada dihadapan cucunya, Nabi tampil sebagai kakek yang penuh rasa kasih sayang. sehingga apapun jabatan kita, ketika menghadapi anak cucu kita, seyogyanya meninggalkan seluruh jabatan yang kita miliki," ujarnya.

"Suatu ketika Rasulullah didatangi seseorang dan bertanya bahwasanya sebagai orang tua saya tidak pernah mencium anak saya, mendengar hal itu, nabi berkata kepada orang itu, saya khawatir, ketika kamu tidak pernah mencium anakmu, Allah Swt akan mencabut rasa kasih sayang pada dirimu," tuturnya.

Rektor Universitas Muslim Indonesia Prof Dr Masrurah Mokhtar membawakan materi tentang revitalisasi rumah tangga sebagai lembaga pendidikan anak, sedangkan Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar Prof Aisyah Kara, Ph.D membawakan materi tentang bagaimana membangun sinergi peran domestik dengan peran sosial dalam pembinaan generasi Muslim. Menurutnya seorang perempuan tidak harus dibatasi ruang geraknya, namun perannya mesti lebih dikembangkan, terutama di ruang sosial, demi keberlangsungan generasi Muslim yang berperadaban.

Kemudian Rektor Universitas Islam Makassar Dr Hj A Majdah M. Zain Agus Arifin Nu'mang banyak mengungkapkan tentang program strategis Muslimat NU dalam pembinaan generasi muda Muslim. Menurutnya saat ini Indonesia darurat narkoba, tingginya kekerasan seksual. Tentunya fenomena ini tidak terjadi begitu saja, melainkan lemahnya peran keluarga, sehingga keluarga disini harus menjadi kekuatan, demi mewujudkan generasi muda yang kuat.

"Di sinilah peran Muslimat NU Sulsel hadir untuk merubah peta dakwah, yakni menyasar usia remaja dan keluarga untuk dijadikan sebagai sasaran dakwah Islam yang ramah yang dulunya menyasar Ibu-Ibu Muslimat saja," tambahnya.

Ketua PW Aisyiyah Sulsel Nurhayati Azis, M.Si membawakan materi tentang pogram strategis Aisiyah dalam pembinaan generasi muda Muslim. Menurutnya dewasa ini beberapa persoalan generasi muda di Makassar, diantaranya banyak perilaku kekerasan di kalangan mahasiswa dan perilaku begal yang dilakukan generasi muda kita.

"Saat ini PW Aisiyah Sulsel tentunya bersama-sama PW Muslimat NU memiliki program pemberdayaan generasi muda, pendidikan dan penguatan pemahaman kebangsaan," paparnya. (Andy Muhammad Idris/Mukafi Niam) 


Terkait