Cerita Ikatan Alumni Qudsiyyah Jabodetabek Songsong Ramadhan 1446 H
Ahad, 2 Maret 2025 | 11:17 WIB

Ikatan Alumni Qudsiyyah (IKAQ) Jabodetabek pada pengajian menyambut Ramadhan 1446 Hijriah. (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Tidak hanya ritual ibadah atau tradisi tertentu yang dilakukan masyarakat Muslim Indonesia dalam menyambut Ramadhan. Kegiatan pengajian juga menjadi salah satu agenda yang kerap dilakukan.
Ikatan Alumni Qudsiyyah (IKAQ) Jabodetabek misalnya yang menggelar Pengajian Menyongsong Bulan Suci Ramadhan. Pengajian bersamaan dengan Haul Masyaikh dalam rangka memperingati sewindu Madrasah Qudsiyyah Putri Kudus ini berlangsung pada Senin (24/2/2025).
Serangkaian kegiatan ini berlangsung di dua lokasi, yaitu kediaman Nusron Wahid di Kebagusan, Jakarta Selatan; dan Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Bojongsari, Depok. Rombongan yang terdiri dari beberapa Masyayikh Madrasah Qudsiyyah dan santri PP Qudsiyyah Putri berangkat dari Kudus.
Setibanya rombongan di Kebagusan, acara pertama diisi dengan Khataman Al-Qur’an sekaligus ramah tamah di kediaman Menteri Nusron Wahid, yang juga merupakan alumni Madrasah Qudsiyyah Kudus. Setelah Ashar, perjalanan dilanjutkan menuju Pondok Pesantren Baitul Hikmah sebagai lokasi utama roadshow yang dihadiri oleh para Masyayikh, alumni, santri-santri Qudsiyyah, santri PP Baitul Hikmah, IKSAB Jabodetabek, Forsikabnu Jabodetabek, Himmahku Jabodetabek, dan KMF Jabodetabek.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, mauidhoh hasanah disampaikan oleh KH Nur Hamid yang menekankan pentingnya istifadah (menambah ilmu). “Kalian harus selalu istifadah, di mana pun tempatnya. Jangan merasa sudah cukup dengan ilmu. Murid pintar atau tidak pintar di sekolah itu bukan urusan, yang penting itu anfauhum linnaas-nya. Maka dari itu, posisikan dirimu sebagai orang yang bisa memberi manfaat kepada orang lain,” pesan beliau. Karena kepintaran bukan ukuran dalam belajar, tetapi kebermanfaatan dari ilmu itu sendiri.
Selaras dengan yang disampaikan KH Nur Hamid, Ustadz Hasan Mafik juga menyorot mengenai pentingnya menuntut ilmu sebagai fondasi utama dalam membangun peradaban Islam, khususnya bagi perempuan.
Pihaknya mengutip bait syair yang sudah masyhur di kalangan penuntut ilmu. Dia juga menegaskan bahwa ilmu tidak dapat diperoleh kecuali dengan keenam unsur dalam bait tersebut, yakni kecerdasan, semangat, kesabaran, bekal materi, bimbingan guru, serta waktu.
Pesan ini sejalan dengan tema yang diusung untuk sewindu Qudsiyyah Putri, Merawat Taji Ulama Putri untuk Kokohnya Negeri yang bertujuan untuk menangguhkan kembali peran perempuan dalam menjaga dan mengembangkan khazanah keislaman serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Roadshow sewindu Qudsiyyah Putri kali ini bukan hanya sekadar ajang silaturrahim, tetapi juga sebagai momentum refleksi bagi para santri untuk meneladani semangat belajar para ulama terdahulu. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan lahirnya generasi Muslim dan Muslimah yang berilmu, beradab, dan memberikan manfaat bagi agama dan bangsa.
Dalam sambutannya selaku tuan rumah, Hasan Habibie menyatakan, sudah seharusnya wadah-wadah alumni di luar kota-kota almamater bisa saling mendukung dan saling melengkapi dalam bersilaturahim. Karena para alumni pesantren di luar kota tidak seluruhnya dapat menikmati kehidupan di lingkungan santri.
"Demikian pun dengan mendirikan dan mengelola pesantren di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Jadi kami sangat senang dan berterima kasih atas kunjungan dan support para Masyayikh ke Pesantren Baitul Hikmah ini. Acara ini sekaligus sebagai recharge ruhani bagi keluarga besar Pesantren Baitul Hikmah," tutur pria yang pernah menjabat sebagai pejabat Bupati Kudus tahun lalu ini.
Ketua IKAQ Jabodetabek, dan sekitarnya, KH Syaifullah Amin dalam sambutannya menyatakan bahwa banyak alumni Madrasah Qudsiyyah di Jakarta telah berkiprah di berbagai bidang kehidupan, mulai dari birokrasi, pengusaha, profesional, pedagang, pendakwah hingga politisi.
Wadah keluarga alumni adalah salah satu cara untuk tetap menjaga akidah dan silaturahim antar alumni di tengah ketatnya kompetisi hidup di belantara Jakarta.
"Roadshow Sewindu Qudsiyyah Putri dalam rangka Haul Masyayikh dan MBSR (Menyongsong Bulan Suci Ramadhan) merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi para alumni khususnya dalam menjaga silaturahmi dengan para masyayikh Madrasah Qudsiyyah, baik yang masih hidup maupun sudah meninggal," tandasnya.
Kontributor: Kana Nilna