Slawi, NU Online
Pengurus Ranting Gerakan Pemuda (GP) Ansor Desa Pecabean, Kecamatan pangkah Kabupaten Tegal menggelar turnamen bola api. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya melestarikan budaya Indonesia yang biasa dilakukan oleh para santri.
<>
Kegiatan bertempat di halaman Balai desa Pecabaen, Rabu (4/6) malam, sebanyak 16 ranting se Anak Cabang Pangkah bertanding dengan menggunakan bola api dengan tidak menggunakan sepatu layaknya pertandingan futsal.
Ratusan penonton terlihat tegang dan berteriak ketika bola tersebut keluar dari lapangan pertandingan tersebut.
Tim yang terdiri dari enam personil pada saat bertanding terlihat bersemangat. Walaupun bola tersebut selalu berapi, tapi mereka sepertinya bermain biasa layaknya bola biasa yang tidak ada apinya.
Ketua PR GP Ansor Desa Pecabean M Noval, mengatakan, kegiatan yang dilakukan merupakan program kerja GP Ansor dan sebagai sarana pertemuan silaturahim antar pengurus ranting GP Ansor se Kecamatan Pangkah. Lebih penting dari itu, turnamen sepak bola api juga sebagai pelestarian budaya yang dirasakan telah hilang, khususnya di Kabupaten Tegal.
“Di Desa Pecabaen ini pertandingan bola api pernah digelar, namun biasanya hanya sebatas untuk meramaikan kegiatan saja, dan sekarang digelar turnamen yang diikuti 16 ranting GP Ansor se Kecamatan Pangkah,” kata Noval di sela-sela pertandingan.
Noval menjelaskan, peserta bertanding selama 30 menit. Sementara, karena waktunya tidak mencukupi di selesaikan dalam satu malam, pertandingan sampai dengan final, dilakukan sampai Sabtu (7/7) malam. Mereka akan memperebutkan hadiah uang dengan total Rp 1,5 juta. “Pada saat final bola api, juga diadakan atraksi debus,” ujarnya.
Kontributor: Nur Hasan
Salah satu warga yang menonton pertandingan bola api, Irfan menuturkan, adanya turnamen bola api di desanya tersebut merupakan salah satu kegiatan untuk menghibur masyarakat. Apalagi pertandingan bola api tersebut jarang ada di lingkungannya maupaun di Kabupaten Tegal pada umumnya.
“Ya kami merasa terhibur dengan kegiatan yang dilakukan oleh GP Ansor ini. Selain itu kami penasaran, seperti apa pertandingan bola api dengan tidak menggunakan alas kaki itu,” katanya.
Dirinya nya merasa kagumterheran-heran, karena sepertinya pemuda di Kecamatan Pangkah, tidak takut dengan api. “Mereka ko ga takut dengan api ya, apa mereka memiliki kekebalan tubuh,” ujaarnya dengan heran.