Pringsewu, NU Online
Sebagian orang menganggap terjadinya fenomena gerhana matahari ataupun bulan sebagai gejala alam biasa, dan sebagai peristiwa ilmiah yang bisa dinalar. Sehingga gerhana hanya sekedar dijadikan tontonan menarik yang bisa disaksikan beramai-ramai.
Namun, bagi orang-orang yang beriman dan tunduk kepada keagungan Sang Perncipta, Allah SWT, gerhana adalah peristiwa penting yang secara gamblang menunjukkan adanya kekuatan Yang Maha Agung di luar batas kemampuan manusia.
"Siapapun yang paling merasa paham ilmu alam sekalipun namun mereka merasa rendah di hadapan Sang Pencipta akan menadahkan muka, menghadap Allah, mengerjakan shalat secara berjamaah," kata Ustadz Munawir saat memberikan materi kajian Falakiyah, di Aula Gedung NU Pringsewu, Ahad (6/3).
Selain materi kajian Falakiyah, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Provinsi Lampung ini, juga memberikan pencerahan kepada jamaah tentang tata cara shalat gerhana matahari (kusuf) yang telah diberikan tuntunan oleh Rasulullah SAW.
Mengutip hadits Nabi SAW, Gus Nawir, demikian biasa disapa, menjelaskan jika terjadi gerhana, umat Islam disunahkan untuk berdoa kepada Allah dan melaksanakan shalat gerhana.
"Para ulama sepakat bahwa hukum shalat gerhana matahari ataupun gerhana bulan adalah sunah muakad dan jika tidak dikerjakan hukumnya makruh," jelasnya pada kegiatan yang dibarengkan dengan pengajian rutin Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi).
Untuk menyambut momen tersebut, Pengurus Cabang NU Kabupaten Pringsewu akan mengadakan shalat gerhana matahari pada Rabu (09/03), di Komplek Gedung NU Pringsewu sekitar pukul 08.00 WIB.
Menurut Ketua PCNU Pringsewu H. Taufiqurrahim, bertindak sebagai Imam yakni Mustasyar PCNU KH Sujadi yang juga Bupati Pringsewu. Sedangkan sebagai Khotib adalah KH Muhammad Nur Aziz, pengasuh Pesantren Madinatul Ilmi Pagelaran. (Muhammad Faizin/Zunus)