Pringsewu, NU Online
Mengambil tempat di Gedung PCNU Kabupaten Pringsewu yang terletak di Jalan Lintas Barat Kabupaten Pringsewu, Masyarakat Kabupaten Pringsewu dari berbagai penjuru hadir untuk melaksanakan Shalat Gerhana Matahari, Rabu (9/3).
Sejak pukul 06.00 WIB para Jamaah sudah nampak hadir untuk bersama sama melakukan salah satu ibadah shalat yang sangat jarang dilakukan ini. Bertindak selaku imam shalat yaitu KH Hambali, Wakil Ketua PCNU Pringsewu. Sedangkan khotbah shalat gerhana matahari disampaikan oleh KH Muhammad Nur Aziz, Wakil Katib Syuriyah PCNU Pringsewu.
Sebelum pelaksanaan shalat gerhana atau yang dinamakan shalat kusuf ini, KH Hambali selaku imam menjelaskan kepada para Jamaah tentang tata cara pelaksanaan shalat yang dilaksanakan secara berjamaah tersebut. KH Hambali yang juga ketua MUI Kabupaten Pringsewu ini mengingatkan bahwa shalat kusuf memiliki perbedaan dengan shalat shalat pada umumnya.
"Shalat Kusuf terdiri dari dua rakaat yang disetiap rakaatnya terdapat 2 ruku dan dua sujud. Bacaan fatihahnya pun sebanyak 2 kali disetiap rakaatnya," ucapnya didepan Jamaah sambil menyampaikan beberapa dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang menerangkan tentang permasalahan ibadah ketika terjadi gerhana matahari.
Sementara itu dalam khotbah shalat gerhananya, KH Muhammad Nur Aziz yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Pagelaran, mengingatkan kepada seluruh Jamaah untuk menyikapi fenomena alam gerhana matahari dengan cara yang tepat.
Menurutnya sikap yang tepat ketika fenomena Gerhana terjadi adalah dengan menghadirkan perasaan takut dan khawatir akan terjadi kiamat. "Bukan kebiasaan orang sekarang yang hanya ingin menyaksikan dan mengabadikan peristiwa gerhana atau mengkaji dari sisi ilmiah saja tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi Muhammad SAW," jelas kiai muda Pringsewu ini.
Ia menambahkan bahwa selaku makhluk yang beriman dan lemah sudah sepatutnya untuk selalu mempercayai datangnya hari kiamat. "Siapa tahu peristiwa gerhana merupakan tanda akan datangnya bencana atau adzab ataupun tanda sudah semakin dekatnya hari kiamat," ingatnya.
Hikmah dari peristiwa gerhana
Kiai Aziz juga menyampaikan 5 hikmah yang bisa dipetik dari terjadinya gerhana matahari. Hikmah pertama adalah sebagai salah satu tanda diantara tanda tanda kekuasaan Allah. Hikmah yang kedua adalah untuk mengingatkan manusia untuk kembali kepada Allah dengan berhenti dari berbuat maksiat serta mengisi hidup di dunia dengan amal shaleh.
Hikmah yang ketiga adalah keberadaan matahari merupakan benda yang tidak berhak disembah dan ada dzat lain yang lebih berhak untuk disembah yaitu Allah SWT yang mengatur matahari, bulan, dan alam semesta. Hikmah yang keempat adalah sebagai pemisalan terhadap hal yang akan terjadi pada hari kiamat bahwa hal itu mudah bagi Allah SWT.
Hikmah yang kelima adalah menunjukkan kekuasaan Allah untuk menimpakan hukuman kepada orang orang yang kufur dan durhaka kepada Nya. Kiai Aziz juga mengatakan bahwa disamping 5 hikmah tersebut banyak hikmah hikmah lain yang bisa dipetik dari fenomena alam Gerhana Matahari Total ini.
Ditemui setelah kegiatan Shalat Gerhana Matahari, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufiqurrahim mengatakan bahwa Pelaksanaan Shalat Gerhana di Gedung PCNU pringsewu tersebut merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan Maklumat PBNU. Ia menjelaskan disamping Kegiatan Shalat Gerhana, PCNU Kabupaten Pringsewu melalui Lembaga Falakiyah dan Lembaga Ta'lif Wa Nasyr juga telah melakukan beberapa kegiatan lain.
"Kami telah mengadakan kegiatan Kefalakiyahan berupa diskusi kajian tentang fenomena gerhana sekaligus mennyampaikan tata cara pelaksanaan shalat Gerhana di Gedung NU. Kegiatan tersebut dibarengkan dengan Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2016 kemarin," jelasnya.
Taufiq juga mengatakan bahwa PCNU Pringsewu telah menginstruksikan kepada Pengurus MWCNU di tingkat kecamatan dan pengurus ranting ditingkat desa untuk melaksanakan kegiata serupa. "Alhamdulillah pada waktunya tiba, seluruh Warga NU di Kabupaten Pringsewu dapat menggelar kegiatan shalat gerhana di masjid, musholla dan berbagai tempat di Kabupaten Pringsewu," ujarnya.
Sementara salah satu Jamaah, Kabul Muliarto mengatakan bahwa Ia sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh PCNU Pringsewu tersebut. Jamaah yang berasal dari Pringkumpul ini mengatakan bahwa pada saat gerhana matahari terjadi berbagai tempat digunakan untuk pelaksanaan shalat gerhana. Namun ia memilih melaksanakan shalat Gedung PCNU Pringsewu karena ingin mencari suasana yang berbeda.
"Sebagai salah satu warga NU saya ingin bersama sama melaksanakan Ibadah bersama Organisasi NU yang sangat saya kagumi keberadaannya," kata Kabul ditemui setelah pelaksanaan shalat.
Dalam pelaksanaan shalat gerhana ini, para Anggota Banser NU Kabupaten Pringsewu disiap-siagakan untuk membantu persiapan dan menjaga ketertiban selama pelaksanaan kegiatan berlangsung. Menurut Komandan Povost Banser NU Pringsewu Saifiudin, Anggota Banser yang diturunkan tidak hanya bertugas di Gedung NU.
"Sebanyak 30 personel kami tempatkan di Gedung NU dan kami juga menginstruksikan 5 Anggota Banser untuk terjun disetiap Masjid dan tempat tempat dimana warga NU melaksanakan shalat gerhana," katanya. (Muhammad Faizin/Fathoni)