Bandung, NU Online
Tantangan zaman terus berubah dengan dinamika yang mengiringi. Untuk dapat berperan di masa mendatang, salah satu yang harus dikuasai adalah teknologi dan bahasa asing.
Pesan tersebut disampaikan Sekertaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung, Jawa Barat, H Wahyul Afif Al-Ghofiqi, Ahad (29/12).
Harapan dikemukakannya pada acara ‘Istighotsah dan Refleksi Menyambut Tahun Baru 2020’ yang digelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Islam banduning (Unisba). Kegiatan berlangsung di aula PCNU Kota Bandung.
"Jadilah diri sendiri yang mengisparsi, jadilah penemu,siapkan penguasaan terhadap teknologi dan penggunaan aplikasi-aplikasi penunjang kreativitas yang memiliki nilai manfaat,” katanya.
Selanjutnya, H Mako sapaan akrab H Wahyul Afif pada kegiatan yang mengambil tema ‘Peran Pemuda dalam Menghadapi Tantangan di Era Milenial’ menyampaikan bahwa anggota dan kader PMII harus melek. Juga sadar bahwa zaman sudah berubah.
"Ada Gojek dan Grab, mereka yang tidak punya satupun motor dan mobil tetapi memiliki armada yang luar biasa banyaknya,” ungkapnya. Demikian pula ada OYO Rooms, Airyrooms dan lain-lain yang nota bene tidak punya properti hotel atau rumah sendiri tetapi memiliki kamar-kamar penginapan di mana-mana, lanjutnya
Selain itu H.Mako yang juga mantan Ketua Pengurus Cabang PMII Kota Bandung itu mengajak kepada seluruh anggota dan kader yang hadir untuk menguasai bahasa asing atau bahasa internasional.
"Kuasai bahasa internasional agar mampu bersaing dan berkomunikasi dengan mitra dari seluruh penjuru dunia di zamanmu,tanpa menghilangkan nilai-nilai baik yang diwariskan para pendahulu."paparnya.
Sementara itu Ketua Komisariat PMII Unisba Imelda Islamiati menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota dan kader PMII Kota Bandung yang telah menyempatkan waktunya untuk hadir di acara tersebut. Dirinya mengaku bahwa ini merupakan acara pertama di bawah kepemimpinannya.
“Mudah-mudahan ke depannya PMII Unisba bisa menghadirkan acara-acara yang lebih keren dan inspiratif,” pungkasnya.
Kontributor: Zaenal Mutaqin
Editor: Ibnu Nawawi