Langkah-Langkah Mengatasi Penurunan Permukaan Tanah Penyebab Banjir Rob di Pantura Jawa
Sabtu, 22 November 2025 | 23:00 WIB
Relawan mengangkut barang bantuan untuk warga terdampak banjir rob di Kota Semarang Jateng pada akhir Oktober 2025 (Foto: NU Semarang)
Jakarta, NU Online
Kandidat doktor jurusan Geologi dari King Fahd University of Petroleum and Minerals (KFUPM) Dhahran, Arab Saudi, Daffa Arrofi menyampaikan beberapa langkah untuk mengatasi penurunan muka tanah yang mengakibatkan banjir rob terutama di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa. Dia mengatakan meski sulit dihentikan secara penuh, fenomena penurunan muka tanah bisa dikendalikan.
Baik Pemerintah maupun masyarakat, kata Daffa harus bersinergi dalam menyelesaikan masalah ini. Langkah umum yang dapat dikerjakan yakni dengan mengurangi eksploitasi air tanah dan menggantinya dengan menggunakan air permukaan.
Pembangunan tanggul laut dan pompa air seperti di Semarang dan Jakarta merupakan langkah yang tepat. Langkah selanjutnya, merestorasi hutan mangrove untuk menahan abrasi dan memperlambat rob. Kemudian, membuat sumur resapan dan penggunaan sumur bor dalam.
"Terkhusus pemerintah, mungkin harus lebih memperketat izin pembangunan untuk mengendalikan beban bangunan terutama di zona rawan," ujarnya saat diwawancarai NU Online pada Jumat (21/11/2025).
Daffa yang telah menulis jurnal berbahasa Inggris berjudul Asesmen Kerentanan Penurunan Permukaan Tanah Multiparameter melalui Integrasi Citra Satelit, GIS, dan Data Spasial mengatakan, selain langkah-langkah tersebut pemerintah juga perlu melakukan perencanaan tata ruang yang berkelanjutan. Pemerintah Daerah perlu menata ulang kawasan pesisir dengan mempertimbangkan daya dukung tanah dan risiko bencana.
Sebagai contoh, Pemerintah harus membatasi pembangunan di area yang rentan dan mendorong pembangunan ke wilayah yang lebih stabil. Lalu, edukasi diperlukan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memahami dampak eksploitasi air tanah terhadap lingkungan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
"Selain itu, pendidikan dan kesadaran masyarakat juga penting agar warga memahami dampak eksploitasi air tanah dan ikut menjaga keseimbangan lingkungan," jelasnya.
Daffa menyebut penurunan tanah mengakibatkan permukaan dataran tanah lebih rendah dari permukaan laut. Hal ini mengakibatkan air laut menjadi lebih mudah menggenangi daratan saat pasang tinggi.
"Inilah yang kita sebut sebagai banjir rob," terangnya.
Selain penurunan permukaan tanah, banjir rob diperparah oleh pemanasan global yang mengakibatkan es di Kutub Utara mencair. Hal tersebut berakibat pada kenaikan permukaan air laut secara global.
"Kombinasi penurunan tanah dan kenaikan muka air laut inilah yang menjadi dugaan kenapa sering terjadi banjir rob di Pantura saat ini," pungkasnya.