Lomba Pemulasaraan Jenazah hingga Pembagian Bingkisan Warnai Peringatan Harlah NU di Tebo Jambi
Selasa, 1 Februari 2022 | 03:30 WIB
Pelaksanaan lomba pemulasaraan jenazah yang diadakan MWCNU Rimbo Bujang, Tebo, Jambi. Lomba diadakan dalam memeriahkan Harlah Ke-96 NU. (Foto: istimewa)
Tebo, NU Online
Peringatan hari lahir ke-96 Nahdlatul Ulama marak dirayakan seluruh lapisan masyarakat. Termasuk di Tebo, pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi pada tanggal 29-30 Januari 2022 mengadakan rangkaian kegiatan yaitu, lomba pemulasaraan jenazah, pembuatan tumpeng, pembagian bingkisan dari NU Care-LAZISNU dan Pengajian Akbar.
Peringatan diadakan dengan diawali dengan lomba pemulasaraan jenazah perempuan pada Sabtu (29/2/2022) bertempat di Kantor MWCNU Rimbo Bujang. Tampak para peserta antusias mengikuti kegiatan ini. Peserta lomba, adalah anggota Fatayat NU maupun Muslimat NU utusan dari ranting. Sedangkan untuk dewan juri, panitia menggandeng pengurus Jamiyah Pengasuh Pondok Pesantren Putri dan Muballighoh Provinsi Jambi, yakni Ibu Ny Hj Ulil Azmi Dewi Hafshoh (Pengasuh Pesantren Raudhatul Mujawwidin), Ibu Ny Hj Jariyah (Pengasuh Pesantren Al Ikhlas), dan Ning Layyinatussifa (Pesantren Darul Hikam).
Menurut Karyati Inayah selaku koordinator lomba , selain untuk memeriahkan peringatan Harlah Ke-96 Nahdlatul Ulama, lomba ini juga bertujuan sebagai wadah silaturahmi antarpimpinan ranting dan sarana belajar tentang bagaimana cara pemulasaraan jenazah yang baik dan benar, sekaligus untuk melahirkan kader perempuan yang mumpuni dalam perawatan jenazah.
"Lomba pemulasaraan jenazah ini sebagai ajang silaturrahim sekaligus ajang melahirkan kader-kader perempuan yang siap terjun di masyarakat." ujarnya.
"Melalui lomba ini, kami yakin, kader-kader perempuan NU akan lebih mumpuni untuk merawat jenazah perempuan. Selain itu, kami juga berharap tersedianya kader-kader perempuan yang kredibel di tengah-tengah masyarakat yang siap pakai, siap berkhidmah bila dibutuhkan.” imbuhnya.
Lomba dimulai pukul 09.30 WIB dan berakhir pukul 13.30 WIB. Sebelum ditutup, juri memberikan pengarahan sebagai bahan evaluasi, perbaikan, sekaligus memotivasi para peserta untuk percaya diri ketika dimintai bantuan tetangga atau saudara untuk merawat jenazah. Hal ini disampaikan Layinatusshifa atau akran disapa Ning Layin.
"Mbak-mbk dan Ibu-ibu harus bersedia dan percaya diri ketika dimintai tetangga atau saudara untuk merawat jenazah. Saya seneng, yang ikut ini juga banyak yang muda, biasanya mulosoro jenazah kan yang mau yang tua-tua," ujar Ning Layin.
Menambahkan apa yang disampaikan Ning Layin, Umi Dewi mengingatkan bahwa selain merawat jenazah, yang tidak kalah penting adalah merawat shohibul musibah. Artinya keluarga yang ditinggal ini juga perlu diarahkan, dibimbing.
"Yang perlu kita perhatikan bersama bukan hanya jenazahnya ya, tapi juga keluarganya. Hendaknya, keluarga juga diarahkan untuk segera membaca Yasin, shalawat, dan mendoakan. Jangan hanya berkerumun," tegas Umi Dewi ketika memberi pengarahan kepada peserta.
Kontributor: Eli-Ina
Editor: Kendi Setiawan