Demak, NU Online
Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSI NU) Demak, Jawa Tengah, adalah rumah sakit Islam swasta nonprofit yang dalam pengelolaannya tidak semata-mata mencari keuntungan (profitabilitas). Tetapi juga mengemban nilai-nilai sosial.
Demikian paparan sidang tesis Akhmad Syafi'i, dari Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Dipaparkan pada Sabtu (16/1), aktivis NU ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk mengukur kinerja RSI NU Demak dan implementasi nilai-nilai NU dalam pengelolaan RS serta rekomendasi kebijakan dan program RSI NU Demak periode 2017-2020.
Syafi'i mengatakan dirinya mengambil konsep mabadi' khaira ummah, yang meliputi, pertama, ash-shidqu atau kejujuran. Dokter dan tenaga kesehatan bekerja sesuai kompetensi dan pemberian obat sesuai kondisi klinis pasien.
Kedua, al-amanah wal wafa' bil 'ahdi atau dapat dipercaya dan menepati janji. "Dokter dan tenaga kesehatan berpraktik disiplin tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan," sebutnya.
Berikutnya, al-'adalah atau adil proporsional, tidak membedakan pasien miskin atau kaya, pasien BPJS atau umum.
"Keempat, at-ta'awun atau tolong menolong, seperti adanya kegiatan-kegiatan baksos dan supporting program PCNU, jemput bola ketika ada pasien mengalami kecelakan lalu lintas. Kelima, al-istiqamah atau konsisten terus memperbaiki kualias pelayanan," bebernya.
Selain itu, Syafi'i menjabarkan, dari delapan variabel pada perspektif keuangan yang menunjukkan nilai positif +1 hanya pada variabel peningkatan efisiensi dan variabel Hospital Social Responsibility (HSR).
"Sedangkan variabel lainnya seperti pertumbuhan pendapatan, efektivitas ROA, ROI, ROE menurun karena angka kunjungan pasien juga menurun sehingga berpengaruh pada pendapatan Rumah sakit. Total skor perspektif keuangan -6," papar Syafi'i pada sidang yang diadakan secara virtual.
Disebutkan, perspektif pelanggan RSINU Demak secara umum sudah baik dengan total skor 5 dari 8 variabel. Ha yang perlu ditingkatkan adalah angka retensi pelanggan, perbaikan pada aspek tangible, atau bukti fisik, ketepatan waktu pelayanan jadwal dokter spesialis dan kecepatan penanganan atas keluhan pasien.
"Perspektif proses bisnis internal RSINU Demak secara umum cukup baik dengan skor 15 dari 19 variabel, yang perlu diperbaiki adalah dangka BOR rendah, BTO dan AvLOS, serta belum adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) terkait nilai-nilai Aswaja NU," sebutnya.
Kemudian, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan RSI NU Demak secara umum cukup baik dengan skor 8 dari 12 variabel. Masalah yang menjadi perhatian bersama yaitu mulai variabel kepuasan karyawan meliputi kecukupan tunjangan dan dukungan antar karyawan dalam satu tim, turn over kayawan, perlu adanya evaluasi Hospital Managemen Information System RSI NU Demak (Hos MIS) serta tingkat produktivitas RSI NU Demak.
"Hasil akhir skor dari empat perspektif adalah 0,34, artinya kinerja RSI NU Demak ini dikatakan cukup sesuai dengan standar akan tetapi tetap harus dilakukan perbaikan perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement)," ia memberi kesimpulan.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori