Jakarta, NU Online
Ketua PCNU Kota Bogor Ifan Haryanto berharap mudah-mudahan kehadiran Walikota Bogor Bima Arya untuk meresmikan kantor sebuah organisasi Islam anti-NKRI awal Februari lalu hanya kekhilafan dan kealpaan sebagai manusia biasa.
“Jika benar khilaf adanya, tidak ada salahnya kita mengingatkan dan membimbingnya kembali ke jalan yang benar,” kata Ifan dalam akun facebooknya mengaku baru saja pulang dari luar negeri dan langsung diberondong pertanyaan dari warga soal tindakan Walikota.
Ia menjelaskan, jika merujuk pada fatwa MUI organisasi tersebut ditengarai tergolong kelompok bughat (pemberontak) terhadap pemerintahan yang sah.
Ia mengaku sempat melakukan tabayyun (klarifikasi) ke yang bersangkutan dan menanyakan apakah betul hadir dalam peresmian kantor organisasi anti Pancasila/NKRI tersebut. Dalam jawaban yang disampaikan, Bima Arya membenarkan kehadirannya tapi dalam kapasitas sebagai pemimpin yang perlu mengayomi dan merawat silaturahmi dengan berbagai kelompok masyarakat, seraya menambahkan bahwa tidak perlu mempermasalahkan setiap perbedaan agar energi tidak habis. Persamaan harus dikedepankan. Dalam hal ini Bima Arya menemukan persamaan semangat dengan organisasi tersebut di dalam melihat musuh bersama, yaitu kemiskinan, pengangguran, HIV/AIDS, korupsi, dan kriminalitas.
“Alasan di atas menurut saya mencerminkan bahwa beliau gagal paham bahwa mengayomi gerakan organisasi anti-NKRI adalah tindakan yang blunder dan inkonstitusional,” tandasnya.
Menurut Ifan, sebagai pejabat negara, menghadiri peresmian kantor organisasi anti-NKRI sama saja dengan mengakui eksistensi/keberadaan mereka. “Kurang yakinkah beliau mengatasi berbagai persoalan pembangunan yang ada di Kota Bogor dengan dukungan rakyat yang mencintai NKRI?” tanyanya. (Mukafi Niam)