Garut, NU Online
Pondok Pesantren Al-Munawwaroh, Ciloa, Limbangan, Kabupaten Garut memperingati seabad hari lahirnya, Ahad (14/1). Sehari sebelumnya, berlangsung seminar khusus bagi para santri dan alumni dengan tema “Ahlussunnah wal-Jama’ah dalam Menghadapi Problematika Umat" dengan pembicara pengasuh Pesantren Ciloa, KH R Agus Muhammad Soleh.
"Para santri dan alumni harus senantiasa menjaga kelestarian ajaran Islam Ahlussunah wal-Jama’ah, terutama dalam menghadapi problematika umat sebagaimana yang diajarkan oleh para pendiri. Ahlussunnah wal-Jama’ah harus menjadi kiblat dalam pergerakan membangun umat," kata pengasuh pesantren yang pernah menjabat sebagai ketua PCNU Kabupaten Garut pada 2010-2015 itu.
Dihadiri sejumlah alumni, peringatan yang sekaligus juga haul pendiri yang ke-22 itu, diawali dengan berziarah kubur ke makam KH R Muhammad Romli yang telah mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam di Garut sejak tahun 1918.
Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah turut hadir dan memberikan taushiyah. Ia menyampaikan, pondok pesantren berperan penting dalam mempertahankan eksistensi agama Islam di Indonesia.
Selain itu, dirinya juga mengapresiasi atas peran yang selama ini diberikan oleh Pesantren al-Munawwaroh yang telah lama berkiprah menyebarkan ilmu pengetahuan. Serta, mempertahankan tradisi Islam Ahlussunnah wal-Jama’ah, terutama di Kabupaten Garut.
"Selamat kepada Pondok Pesantren Al-Munawwaroh Ciloa yang telah melaksanakan tasyakuran satu abad. Mudah-mudahan pesantren ini bisa menjadi pelopor dalam menghadapi tantangan umat Islam di Indonesia," kata Ketua PWNU termuda itu.
Sementara itu, putra sulung KH R Agus Muhammad Soleh, Ziyad Ahmad berharap bahwa dalam momentum peringatan itu, Pesantren Al-Munawwaroh kian kokoh dalam menghadapi problematika umat dengan terus konsisten mencetak kader penerus bagi para ulama.
"Kemudian, saya juga berharap pesantren ini semakin maju dan berkembang dalam segi pengembangan pesantren sesuai dengan citra pesantren sebagai pesantren yang fokus kepada nahwu shorof. Mudah-mudahan, bisa semakin mendapat mendapat tempat di hati masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan dukungan masyarakat terhadap eksistensi ponpes ini," kata Ziyad yang juga Ketua PW IPNU Jawa Barat.
Di akhir acara, terdapat kegiatan berupa khataman kitab-kitab ilmu nahwu dan shorof yang menjadi kekhasan dari pesantren Al-Munawwaroh yang juga sebagai program rutin tahunan. Kegiatan itu disaksikan para alumni, jamaah, dan orangtua, para santri melafalkan hasil hafalan kitab dengan sangat semangat. (Aru Elgete/Abdullah Alawi)