Daerah

Pesantren Yastu Malolo Tanah Datar Hancur Dihantam Banjir Bandang Sumbar, Aktivitas Santri Terhenti

Jumat, 12 Desember 2025 | 08:00 WIB

Pesantren Yastu Malolo Tanah Datar Hancur Dihantam Banjir Bandang Sumbar, Aktivitas Santri Terhenti

Kondisi bangunan Pesantren Yastu Malolo Tanah Datar usai dihantam banjir bandang Sumatra Barat. (Foto: dok. pesantren)

Jakarta, NU Online

Pondok Pesantren Yastu Malolo di Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat mengalami kerusakan berat setelah dihantam banjir bandang pada 25 November 2025.


Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tanah Datar KH Iksanul Arifin menyampaikan bahwa dampak kerusakan yang menimpa pesantren itu sangat luas dan menghambat aktivitas pembelajaran santri.


Ia menambahkan, bencana tersebut menghanyutkan dua ruang pembina asrama dan tiga ruang asrama siswa, diikuti kerusakan parah pada tiga ruang lokal, satu mushala, serta kantin madrasah juga rusak. Selain itu, jaringan listrik masih terputus akibat robohnya tiang listrik.


“Karena air itu masuk sangat deras yang menghanyutkan bangunan-bangunan dan sarana prasarana pembelajaran,” ujar Kiai Iksanul kepada NU Online, Kamis (11/12/2025).


Pesantren Yastu Malolo didirikan oleh Buya Muhammad Yasir yang juga pernah menjabat sebagai Ketua PCNU Tanah Datar.


“Buya Yasir itu pernah menjabat selama 30 tahun sebagai ketua PCNU Tanah Datar. Bahkan Kantor PCNU Tanah Datar itu berada di depan pesantren tersebut,” ucapnya.


Meski bangunan luluh lantak, ia menyampaikan bahwa tidak ada santri yang mengalami luka ataupun meninggal.


“Kalau kondisi santri tidak ada yang meninggal atau pun mengalami sakit, mereka berada di tempat yang aman untuk saat ini, hanya saja kegiatan pembelajaran jadi terhambat,” ungkapnya.


Ia menyebutkan bahwa banyak buku pelajaran, mushaf Al-Qur’an, meja, kursi, papan tulis telah hanyut terbawa arus.


"Fasilitas pembelajaran banyak yang rusak karena hanyut ketika banjir bandang kemarin,” katanya.


Sampai saat ini, kondisi aliran listrik dan sinyal komunikasi di Batipuh Selatan masih terganggu, sementara hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih turun hampir setiap hari.


Selain kerusakan di lingkungan pesantren, Kiai Iksanul menuturkan bahwa rumah seorang guru dan dua rumah milik wali santri juga rusak, yang serupa dengan bangunan pesantren yang terseret banjir.

Ia menyampaikan bahwa para relawan NU terus bekerja membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan. Mereka siaga di lokasi sejak hari pertama, namun pemulihan terkendala akses. Jembatan Kembar, salah satu jalur penghubung penting di Tanah Datar, putus diterjang air.


“Rumah yang di dekat jembatan itu sudah habis semua, rumah-rumah terhanyut terbawa banjir. Akses jalan juga belum bisa dilewati karena jembatan putus,” kata Kiai Iksanul.


Kiai Ikhsanul berharap seluruh masyarakat Indonesia dapat membantu percepatan perbaikan pesantren.


“Kami berharap seluruh masyarakat dapat membantu perbaikan dan pemulihan Pesantren Yastu karena para santri tidak bisa belajar seperti dahulu, banyak buku yang sudah hanyut,” pungkasnya.


Penggalangan kepedulian kemanusiaan dapat disalurkan melalui BRI 016901023210535 atas nama LAZISNU Kabupaten Tanah Datar dan konfirmasi ke 081374029844. Selain itu, para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: https://filantropi.nu.or.id/solidaritasnu