Daerah

Sedekah dan Shalat Tolak Bala Warnai Kampus UIJ di Rabu Wekasan

Kamis, 15 Oktober 2020 | 08:00 WIB

Sedekah dan Shalat Tolak Bala Warnai Kampus UIJ di Rabu Wekasan

Mahasiswi membagikan sedekah kepada tukang becak di Kampus UIJ. (Foto: Istimewa)

Jember, NU Online
Sebagai sebuah ikhtiar lahir dan batin dalam menghadapi wabah Covid-19 yang sampai dengan saat ini belum juga mereda, puluhan mahasiswa Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Jember (UIJ), Jawa Timur melakukan shalat sunnah lidaf’il  bala (tolak bala) dan doa bersama di masjid kampus setempat.

 

Setelah kegiatan tersebut dilakukan secara berjamaah, para mahasiswa membagikan ratusan nasi kotak kepada tukang becak, pemulung dan sebagainya di sepanjang jalan seputar kampus 1 UIJ, Rabu (14/10). Kegiatan ini juga merupakan wujud syukur atas terselenggaranya ujian komprehensif di kampus tersebut.


Mutammimatul Fitriyah, salah satu mahasiswi yang ikut dalam kegiatan tersebut, berharap apa yang dilakukan mereka bisa menjadi sumbangsih dalam mengusir bala, khususnya virus Corona sehingga bisa hilang dari  bumi pertiwi. Sebab menurutnya, setelah sekian bulan masyarakat berada dalam situasi yang memprihatinkan, kini semua berkeinginan virus tersebut segera lenyap.


“Jadi kami memang bersepakat setelah ujian komprehensif, kami melakukan itu (shalat dan sedekah), karena sedekah juga dapat  menolak bala,” ujarnya.


Sementara itu, Dekan Fakultas Tarbiyah UIJ, Jasuli memberikan apresiasi kepada anak-anak  didiknya yang telah berinisiatif untuk melakukan ritual sosial (sedekah) dan ritual agama (shalat lidaf’il bala) di hari Rabu Wekasan ini. Menurutnya, momen Rabu Wekasan selama ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat, khususnya warga NU. Namun yang terjadi di kampus adalah sebaliknya, tidak ada kegiatan untuk menyambut Rabu Wekasan.


“Karena itu saya mengapresiasi kegiatan anak-anak mahasiswa. Dan insyaallah ke depan, akan terus kita gelar acara-acara tolak bala setiap Rabu Wekasan di kampus ini,” ucapnya.


Pria yang pernah nyantri di Pesantren Maqna’ul Ulum, Sukowono, Jember itu menegaskan, ritual keagamaan sudah biasa dilaklukan oleh para ulama untuk mengisi Rabu Wekasan. Yaitu Rabu di akhir bulan Shafar, dan ini terjadi hanya sekali dalam setahun. Di hari Rabu Wekasan, Allah menurunkan bala untuk kurun waktu setahun tahun berikutnya.  


“Makanya sedekah, shalat dan doa sangat penting lidafi’il bala di Rabu Wekasan ini,” terangnya.

 

Jasuli menambahkan, sesungguhnya usaha pemerintah dan masyarakat untuk menghambat laju transmisi virus Corona sudah cukup masif, namun virus tersebut belum juga hilang. Karena itu, diperlukan usaha lain (batin) yang masif untuk menopang keberhasilan usaha lahir yang dilakukan oleh pemerintah selama ini.

 

“Sebagai Muslim kita wajib berdoa kepada Allah agar Corona bisa segera hilang dari Indonesia. Jika Allah berkehendak, dalam sekejap Corona bisa hilang,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin